KUNINGAN — Bursa pemilihan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kuningan mulai menghangat. Satu nama telah menyatakan kesiapannya secara terbuka untuk maju dalam Musyawarah Olahraga Kabupaten Luar Biasa (Musorkablub) yang dijadwalkan digelar pada 30 Juni 2025 mendatang yaitu H. Trias Andriana.
Sosok yang dikenal kalem dan jarang tampil di panggung publik itu, kini justru mencuat sebagai figur yang dinilai mampu menakhodai KONI pasca pengunduran diri Muhammad Ridho Suganda. Trias dianggap sebagai figur pengayom yang memiliki jejaring luas di kalangan birokrasi, pelaku olahraga, hingga komunitas pengusaha.
“Untuk kondisi KONI hari ini, butuh sosok yang mampu merangkul dan menenangkan. H. Trias Andriana adalah figur paling realistis. Ia bukan orang asing di dunia olahraga maupun pemerintahan,” ujar Asep Z. Fauzi, tokoh masyarakat Kecamatan Maleber, Minggu, (15/6/2025)
Ketika dimintai tanggapan, Trias tak menampik. Ia mengakui keputusannya maju bukan datang tiba-tiba, melainkan hasil desakan dari sejumlah cabang olahraga, tokoh masyarakat, hingga hasil kontemplasi panjang.
“Jabatan itu amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Dengan mengucap Bismillah dan memohon lindungan Allah SWT, saya siap maju dalam Musorkab KONI Kabupaten Kuningan,” kata Trias
Sebagai bentuk keseriusan, Trias telah merumuskan visi dan misi yang akan menjadi pijakan arah kepemimpinannya. Ia mencanangkan sebuah gagasan besar yaitu menjadikan KONI sebagai organisasi yang HEBAT, singkatan dari Handal, Energik, Bahagia, Adaptif, dan Tangguh.
“HEBAT bukan sekadar kata sifat, melainkan semangat kolektif yang harus dimiliki semua insan olahraga. Ini tentang masa depan olahraga Kuningan yang melesat dan berprestasi,” ucapnya.
Pria yang berdomisili di kawasan BTN Cigugur itu juga menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk menjawab tantangan mendesak, seperti babak kualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat 2026.
Ia menjanjikan tata kelola KONI yang sehat dan akuntabel sebagai fondasi percepatan program, baik dalam aspek pembinaan, kemitraan, pelatihan, hingga peningkatan kesejahteraan atlet. Salah satu yang digagasnya adalah penyelenggaraan event olahraga berjenjang berbasis desa sebagai cara membangkitkan gairah olahraga masyarakat.
“Prestasi lahir dari ekosistem yang sehat. Karena itu, akuntabilitas dan kolaborasi adalah dua hal yang mutlak,” tegasnya. (red)
