Deretan inovasi itu ditopang capaian konkret yaitu status Open Defecation Free (ODF) 100 persen, penghargaan Adipura 2023, serta geliat desa wisata berbasis lingkungan seperti Cibuntu dan Cikaso yang pernah meraih penghargaan nasional.
Paparan semakin tebal dengan data yang dibawa Pj Sekda Kuningan, Wahyu Hidayah. Ia menyebut akses air minum layak di Kuningan kini menyentuh 91,75 persen, sedangkan akses sanitasi meningkat hingga 96,68 persen. “Total nilai kesehatan berada di angka 72,1,” jelas Wahyu.
Meski anggaran terbatas, Wahyu menyoroti dua program unggulan yaitu Misting Opa (penuntasan kemiskinan dan stunting lewat olahan pangan) serta kebun B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) yang pada 2025 diberikan ke 25 desa. “Kuningan menjadi satu dari empat daerah di Jawa Barat yang mendapat program B2SA, bahkan jumlahnya terbanyak secara nasional,” kata dia.
Sebagai mantan pejabat Bappeda, Wahyu juga mengingatkan kembali capaian Indeks Kesehatan Kuningan yang sempat berada di angka 84,48, dengan harapan hidup tertinggi di Jawa Barat. “Capaian ini jadi modal kita menuju Kabupaten Sehat,” ujarnya.
Dengan sederet inovasi, capaian, dan narasi kuat soal kesehatan, Kuningan berharap lolos dari verifikasi akhir. Targetnya jelas: meraih Swasti Saba 2025 sebagai pengakuan atas komitmen panjang mewujudkan masyarakat sehat dan sejahtera. (ali)
