Bagi Wahyu, Kuningan harus menjadi pemain utama, bukan penonton, dalam ketahanan pangan nasional. Pemerintah bersama Polri, Bulog, dan BPS siap mengawal mulai dari tanam sampai serap hasil.
Masih ditempat yang sama, Kepala BPS Kabupaten Kuningan, Urip Sugeng Santoso, menegaskan peran data akurat dalam mendukung kebijakan pangan. Petugas BPS secara rutin memantau perkembangan tanaman jagung berbasis rumah tangga di 15 kecamatan untuk memastikan perhitungan produksi yang presisi.
Sementara itu, perwakilan Perum Bulog Cabang Cirebon, Windu, menyatakan kesiapan menyerap langsung hasil panen petani. “Harga jagung ditetapkan Rp5.500/kg untuk kadar air 18–20% dan Rp6.400/kg untuk kadar air 14%. Petani cukup mengemas ke karung baru 50 kg, kami yang akan menjemput. Kami juga membuka peluang kemitraan dengan pengusaha dryer untuk meningkatkan kualitas jagung,” terangnya.
Rakor ini menegaskan bahwa keberhasilan panen raya dan perluasan tanam jagung di Kuartal IV adalah hasil sinergi multipihak. Dengan kolaborasi yang solid, Kuningan optimis memperkuat perannya sebagai lumbung jagung nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani. (ali)