Cikalpedia
Wisata

Malam Refleksi 77 Tahun Perundingan Linggarjati dan Hari Angklung, Kuningan Bidik 3 Juta Wisatawan 2024

KUNINGAN – Untuk mengenang kembali momen bersejarah Perjanjian Linggarjati, Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) menggelar Malam Refleksi Perundingan Linggarjati ke-77 sekaligus memperingati Hari Angklung, Sabtu malam, 11 November 2023, di Gedung Auditorium Linggarjati, Kecamatan Cilimus.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang mengenang diplomasi bersejarah Indonesia-Belanda tahun 1946, tetapi juga mengangkat nilai budaya lokal, terutama melalui Angklung yang saat itu digunakan sebagai alat diplomasi kultural. Alat musik bambu ini kemudian diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada 16 November 2010.

Perundingan Sejarah dan Alat Musik Diplomasi

Ketua pelaksana kegiatan, Cece Hendra Krissianto, menjelaskan bahwa Malam Refleksi ini diselenggarakan dengan sederhana namun sarat makna.

“Selain untuk mengenang sejarah Perundingan Linggarjati, kita juga mengangkat Hari Angklung sebagai bagian dari diplomasi budaya. Pada masa itu, Angklung menjadi instrumen yang mencairkan ketegangan saat perundingan alot antara Indonesia dan Belanda,” ujar Cece.

Acara dihadiri langsung oleh Bupati Kuningan H. Acep Purnama, Kepala Disporapar Carlan, perwakilan Dinas Pendidikan, Camat Cilimus, para kepala desa, pelaku pariwisata, dan tokoh masyarakat Linggarjati.

Spirit Kejuangan dari Cagar Budaya Nasional

Dalam sambutannya, Bupati Acep menekankan pentingnya Gedung Linggarjati sebagai cagar budaya nasional yang harus dijaga, dirawat, dan dimaknai oleh generasi penerus.

“Gedung ini adalah saksi sejarah lahirnya pengakuan de facto kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Ini pusaka sejarah bangsa yang ada di Kabupaten Kuningan,” kata Acep.

Ia berharap Malam Refleksi Perundingan Linggarjati dapat membangkitkan kembali semangat juang dan nasionalisme di kalangan pemuda.

“Semangat para pejuang terdahulu harus menumbuhkan karakter generasi yang mandiri, religius, dan cinta tanah air,” ujar Acep.

Tujuh Pemuda Linggarjati Deklarasi Penerus Refleksi Sejarah

Dalam acara tersebut, tujuh pemuda putra daerah Linggarjati mendeklarasikan komitmen untuk melanjutkan agenda refleksi perundingan setiap tahun. Harapannya, gaung nilai-nilai perjuangan dan diplomasi damai tidak hanya terdengar di Linggarjati, tapi juga menggema di seluruh Kabupaten Kuningan dan nasional.

Baca Juga :  Dugaan Nepotisme PPK, KPU Kuningan Dituding Langgar Etika Pemilu

Target 3 Juta Wisatawan 2024: Manfaatkan BIJB Kertajati

Kepala Disporapar Kuningan, Carlan, menargetkan 3 juta kunjungan wisata ke Kuningan pada 2024. Optimisme itu ditopang oleh beroperasinya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang membuka peluang kerja sama dengan maskapai internasional.

“AirAsia Group Malaysia menawarkan paket wisata ke Kuningan, termasuk ke Gedung Linggarjati, Waduk Darma, Cibulan, dan Curug Putri Palutungan. Ini momentum untuk mendongkrak sektor pariwisata Kuningan,” ujar Carlan.

Menurutnya, pada 2022 kunjungan wisatawan mencapai 2 juta, dan naik sekitar 10 persen di tahun 2023. Dengan tambahan konektivitas udara, target peningkatan satu juta pengunjung dinilai realistis.

“Kami bangun ekosistem wisata, mulai dari penguatan kuliner, perhotelan, hingga pemberdayaan UMKM lokal,” tambahnya.

Dengan mengangkat warisan sejarah dan budaya seperti Perundingan Linggarjati dan Angklung, Kabupaten Kuningan tidak hanya merawat masa lalu, tapi juga membangun masa depan pariwisata yang berkarakter dan berkelas dunia.

Related posts

Tak Lagi Sendiri, Ridho Temukan “Jodoh Politik”

Cikal

Menimbang Calon Pj Sekda Kuningan, Siapa Calon Kuat?

Alvaro

Zulhas Sebut Penyuluh Adalah Pahlawan Pertanian

Cikal

Leave a Comment