Cikalpedia
”site’s ”site’s
Nasional

Mendikdasmen: Anak Disabilitas Bukan Kutukan, Tapi Titipan Tuhan

KUNINGAN — Sabtu siang, (20/12/2025), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., berdiri di tengah halaman SLB Negeri Taruna Mandiri, Kuningan. Kehadirannya bukan hanya untuk meresmikan bangunan yang baru direvitalisasi, melainkan untuk mengirimkan pesan kuat tentang martabat manusia.

Di tengah gerimis tipis yang membasuh lereng Ciremai, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah ujian moral bagi bangsa. Revitalisasi fisik gedung sekolah, menurutnya, tidak akan berarti banyak jika dinding-dinding stigma di tengah masyarakat belum juga runtuh.

Abdul Mu’ti menyoroti satu isu sensitif yang masih mengakar kuat di sejumlah komunitas, pandangan bahwa anak difabel adalah “kutukan” atau “aib” keluarga. Baginya, hambatan kultural ini jauh lebih sulit diatasi ketimbang persoalan teknis anggaran.

“Kita harus mengubah cara pandang secara fundamental. Tidak ada anak yang lahir sebagai produk gagal. Semua anak lahir ke dunia dalam keadaan sempurna sebagai ciptaan Tuhan dengan kelebihan masing-masing. Tugas negara dan masyarakat adalah melayani serta mengembangkan potensi mereka, bukan mengucilkannya,” tegas Mu’ti dengan nada dalam.

Ia menyayangkan masih adanya pandangan yang memposisikan ABK sebagai beban sosial. Padahal, jika diberikan ruang dan pendampingan yang tepat, mereka mampu menjadi individu mandiri yang berkontribusi bagi masyarakat. Peresmian revitalisasi di Kuningan ini pun menjadi simbol bahwa negara hadir untuk mengangkat martabat anak-anak tersebut.

SLB Negeri Taruna Mandiri merupakan satu dari 382 SLB di seluruh Indonesia yang menerima kucuran bantuan revitalisasi pada tahun anggaran 2025. Namun, Mu’ti mengakui bahwa kebutuhan di lapangan jauh lebih besar daripada kapasitas yang tersedia saat ini.

Pemerintah kini menerapkan tiga pendekatan utama untuk mengejar ketertinggalan layanan inklusif, pertama Pendidikan Inklusi yaitu mengintegrasikan ABK ke dalam sekolah formal umum, kemudian Pendidikan Khusus dengan Memperkuat SLB sebagai institusi spesialis, dan Layanan Berbasis Masyarakat dengan mendorong program inklusi yang berkesinambungan di tingkat akar rumput.

Baca Juga :  Karena Prihatin Kondisi Kuningan, Kamdan Maju Pilkada

Related posts

Yonif TP 839/SA Hadir di Kuningan, Bupati Optimis Pembangunan Melesat

Alvaro

Ulang Tahun ke-17 Gerindra, Rokhmat Ardiyan Sampaikan Pesan Prabowo

Cikal

Empat Jabatan Eselon II Diumumkan, Ini Daftar Tiga Besar Hasil Seleksi Terbuka Pemkab Kuningan

Cikal

Leave a Comment