KUNINGAN – Kepala SMAN 3 Kuningan, Moch Chaeri, akhirnya angkat bicara ihwal dugaan kasus pelecehan seksual yang menyeret salah satu guru di sekolahnya. Kasus itu mencuat setelah tersebarnya tangkapan layar percakapan WhatsApp bernada mesra antara oknum guru dan seorang siswi, yang menghebohkan masyarakat Kabupaten Kuningan.
Pihak sekolah mengambil langkah cepat dengan menonaktifkan sementara oknum guru yang diduga terlibat. “Yang diduga atau terduga itu sementara ini sudah dinonaktifkan,” kata Chaeri saat ditemui, Selasa (29/7/2025). Ia menambahkan, kebijakan itu diambil sejak 28 Juli, sehari setelah isu ini beredar luas.
Meski sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial, aktivitas belajar mengajar di SMAN 3 Kuningan tetap berlangsung normal. Kepala sekolah menegaskan bahwa kondisi sekolah tetap kondusif dan hak-hak siswi yang menjadi korban tetap terlindungi. “Anak itu masih sekolah seperti biasa dan tidak terlihat drop. Semangatnya luar biasa,” ujar Chaeri.
Ia memastikan bahwa pihak sekolah tidak melakukan penyelidikan internal karena kasus telah ditangani oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kuningan. “Kami belum mendalami secara mendalam karena sudah ada penanganan dari pihak kepolisian,” ujarnya.
Terkait rekam jejak guru yang bersangkutan, Chaeri menyebut bahwa ia telah mengajar di SMAN 3 Kuningan sejak sekitar 2014 atau 2015, jauh sebelum ia menjabat sebagai kepala sekolah pada 2021.
Dalam kesempatan itu, Chaeri juga menyinggung pentingnya penguatan nilai-nilai karakter dan tata krama dalam pendidikan. Ia menyebut, sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), siswa telah dibekali pendidikan etika dan nilai sesuai program Pancawaluya Istimewa yang diusung Pemprov Jawa Barat.
Sebagai bentuk antisipasi, pihak sekolah akan meningkatkan pembinaan personal terhadap siswa serta menjalin koordinasi intensif dengan berbagai lembaga terkait, termasuk kepolisian dan Palang Merah Indonesia. Ia menegaskan, sekolah tetap menjunjung prinsip sebagai ruang yang ramah anak dan aman bagi seluruh peserta didik.
“Kerukunan di antara warga sekolah kami sudah terbangun. Kami saling mendukung agar ke depan lebih baik lagi,” tutupnya. (ali)
