Namun, ada variabel lain yang membuat pengamanan tahun ini terasa lebih berat. Bupati Dian Rachmat Yanuar mengingatkan para petugas dan masyarakat mengenai peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Adanya tiga sistem siklonik di wilayah Indonesia diprediksi bakal memicu cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang di daratan tinggi seperti Kuningan.
“Waspada terhadap cuaca bukan lagi sekadar imbauan, tapi keharusan. Keselamatan adalah prioritas utama, baik bagi petugas yang berjaga di lapangan maupun masyarakat yang sedang berwisata,” tegas Dian.
Ancaman longsor dan pohon tumbang di jalur menuju kawasan wisata Palutungan atau Linggarjati menjadi risiko nyata yang harus diantisipasi oleh BPBD dan tim evakuasi.
Kolaborasi antara pemerintah daerah dan kepolisian dianggap sebagai kunci keberhasilan operasi ini. Bupati Dian mengapresiasi kesigapan jajaran Polres yang telah menyiapkan skema mitigasi dari jauh hari. Ia berharap masyarakat tidak hanya menjadi objek pengamanan, tetapi juga subjek yang aktif menjaga ketertiban.
Operasi Lilin 2025 bukan hanya rutinitas akhir tahun. Ini adalah pembuktian sejauh mana kesiapan Kabupaten Kuningan mengelola keamanan di tengah risiko ganda mulai dari dinamika sosial masyarakat dan ketidakpastian iklim. Dengan penyematan pita operasi pada personel, Kuningan resmi memasuki masa siaga. (ali)
