Cikalpedia
Terbaru

Potensi yang Terabaikan: Kisah Yuda, Perajin Paralon dari Kuningan yang Terjepit Miskin dan Sakit

KUNINGAN — Di tengah stigma miring soal “kabupaten termiskin”, masih tersembunyi potensi-potensi luar biasa di Kabupaten Kuningan yang kerap luput dari perhatian. Salah satunya Yuda Hariansyah, warga Pasapen, Kelurahan Kuningan, yang kini hidup dalam keterbatasan, meski menyimpan keterampilan tangan yang luar biasa.

Yuda, seorang kepala keluarga, kini terpaksa menyingkir dari dunia kerja lantaran penyakit yang dideritanya sejak empat tahun terakhir. Sakit yang tak kunjung sembuh, ditambah Kartu Indonesia Sehat (KIS) miliknya yang dinonaktifkan tanpa alasan jelas, membuat ia hanya mampu bertahan dengan obat warung untuk meredakan nyeri di tubuhnya.

“Empat tahun Yuda menahan sakit, dan makin hari kondisinya makin memburuk. Sekarang bahkan mulai sulit berjalan,” ungkap Atang, Koordinator Forum Masyarakat Kuningan (Formatku), Senin (5/6).

Padahal, di balik tubuh yang melemah, tangan Yuda tetap menyimpan daya cipta. Ia mengubah limbah paralon menjadi aneka kerajinan tangan bernilai seni tinggi: dari lampu hias berhiaskan ukiran kaligrafi, busur panah khas, hingga gantungan kunci aneka bentuk. Namun sayang, kreativitas itu tak sempat berkembang karena terhimpit kebutuhan dasar hidup.

Hidup Terjepit, Harapan Menyempit

Yuda tinggal di sebuah petakan kontrakan yang sewanya pun kerap tertunggak. Untuk memenuhi kebutuhan istri dan dua anaknya, ia bergantung pada bantuan tetangga dan kemurahan lingkungan. Dalam kondisi seperti itu, ia nyaris tak punya ruang untuk bergerak, apalagi bermimpi.

“Ini bukan sekadar soal kemiskinan, tapi soal bagaimana kita memanusiakan warga yang sebenarnya punya potensi besar jika dibantu,” lanjut Atang.

Formatku pun mulai bergerak. Mereka mendorong Dinas Sosial Kabupaten Kuningan untuk segera mengaktifkan kembali kepesertaan KIS Yuda agar ia bisa mendapat layanan kesehatan yang layak. Selain itu, Formatku juga menjajaki solusi hunian agar Yuda tak terus-menerus terbebani biaya kontrakan.

Baca Juga :  Rotasi ASN Belum Selesai, Bupati Kuningan Isyaratkan Jilid III

Tak hanya itu, Formatku juga akan mendampingi Yuda melalui bidang pemberdayaan ekonomi. Harapannya, kemampuan membuat kerajinan dari paralon yang dimiliki Yuda bisa dikembangkan menjadi usaha yang bernilai jual tinggi. Pendampingan akan meliputi pengembangan produk, legalitas, hingga strategi pemasaran.

Ketika Kuningan Butuh Cerita Harapan

“Kita tidak bisa terus membiarkan narasi Kuningan sebagai kabupaten miskin tanpa menjawab persoalan riil di masyarakat. Kisah Yuda adalah cermin bahwa kemiskinan bisa dikalahkan jika ada kemauan bersama,” ujar Atang.

Formatku berharap kisah Yuda menjadi pemantik solidaritas dan kesadaran kolektif, bahwa di balik angka statistik kemiskinan, ada wajah-wajah nyata yang menanti uluran tangan. Ada potensi besar yang menunggu disiram perhatian dan dukungan nyata.

“Langkah kecil ini semoga jadi jalan panjang untuk Kuningan yang lebih sejahtera. Mari kita ubah label kemiskinan ekstrem dengan kerja nyata—bukan hanya wacana,” tutup Atang.

Related posts

F-PKB Kritik Realiasasi APBD 2024, Pendapatan Merosot, PAD Meleset

Cikal

Pancasila, Anak Muda, dan Tantangan Global

Ceng Pandi

Servis Mobil di Bengkel Mobil Gineung Motor, Dijamin Memuaskan

Cikal

Leave a Comment