“Saya ingin KONI menjadi rumah besar bagi seluruh cabang olahraga. Bukan hanya tempat berkumpul elite, tapi wadah yang mendorong talenta muda bersinar dari desa hingga nasional,” ujarnya.
Kehadiran Lena tentu mengguncang peta bursa calon Ketua KONI. Ia datang bukan dari arus utama elite olahraga, tapi dari dunia kewirausahaan dan pemberdayaan masyarakat. Justru dari situ, Lena menawarkan harapan baru dalam mengelola KONI seperti mengelola bisnis yang efisien, terukur, dan berpihak pada kemajuan.
Langkah Lena Herlina belum tentu mulus. Dunia olahraga, dengan segala dinamika internalnya, bukan medan yang mudah. Namun, nyali dan rekam jejaknya menunjukkan satu hal bahwa ia tak datang untuk sekadar meramaikan, tapi untuk menggugat stagnasi.
Apakah “Ratu Kopi” mampu menyeduh formula emas bagi kebangkitan olahraga Kuningan? Apakah mimpi podium Porprov bisa berangkat dari meja-meja La-parK yang penuh diskusi dan gagasan? Waktu yang akan menguji.
Namun satu hal pasti, peta KONI Kuningan kini punya warna baru. Dan Lena Herlina sudah menancapkan langkahnya. (red)