BOGOR – Pagi itu, jalur dari Tugu Kujang hingga Lapangan Pusdikzi nyaris tenggelam oleh lautan merah putih. Sejak matahari belum tinggi, ribuan warga menyemut di sepanjang rute 5,5 kilometer. Di tengahnya, bendera raksasa sepanjang 500 meter merayap perlahan, diusung sekitar 3.000 peserta dari berbagai unsur, mulai dari TNI, Polri, pelajar, mahasiswa, komunitas, hingga warga biasa.
Kirab Merah Putih ini menjadi puncak Festival Merah Putih (FMP) yang telah dihelat rutin saban tahun selama satu dekade. Walikota Bogor, Dedie A. Rachim, menegaskan kirab ini bukan sekadar seremoni, melainkan tradisi pemersatu. “Lima lembar kain merah putih yang diarak hari ini menggambarkan Pancasila, simbol keberagaman dan persatuan warga Kota Bogor,” ujarnya.
Staf Khusus Menteri Pertahanan, Deddy Corbuzier, ikut berjalan di barisan depan. “Awalnya saya kira ini demo, ternyata Kirab Merah Putih. Yang bikin saya bangga, ini murni inisiatif warga, tanpa perintah atau dana pemerintah pusat,” katanya. Meski tengah flu, Deddy mengaku atmosfer acara membuatnya “langsung sembuh”. Ia menilai, Bogor layak jadi rujukan nasional dalam merayakan kemerdekaan.
