Pada tahun 2025, Pupuk Indonesia menargetkan realisasi Program Makmur di lahan seluas 500.000 hektare di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, 200.000 hektare untuk komoditas padi, dan 300.000 hektare untuk tanaman non-padi seperti tebu, singkong, kopi, hortikultura, hingga sawit.
Hingga akhir 2024, program ini sudah menjangkau 450.000 hektare dan melibatkan lebih dari 200.000 petani binaan di berbagai wilayah.
Di akhir penyampaian, Tri mengingatkan petani untuk berhati-hati membeli pupuk. Ia mencontohkan maraknya peredaran pupuk palsu yang menyerupai merek resmi Pupuk Indonesia, seperti “NPK Phonska”.
“Ada yang kemasannya mirip, bahkan namanya hanya beda satu huruf, misalnya ‘Phonska’ jadi ‘Phoska’. Tapi saat diuji, kandungan Nitrogennya nol. Ini merugikan petani,” kata Tri.
Tri memastikan bahwa seluruh pupuk produksi Pupuk Indonesia telah sesuai standar nasional (SNI) dan diawasi ketat oleh pemerintah.
“Sebagai produsen resmi, kami bertanggung jawab. Petani jangan sampai tertipu, selalu beli pupuk dari distributor atau kios resmi,” tandasnya. (ali)