“Kalau pemerintah malah merazia atau menangkap, simbol ini bisa berubah makna. Dari fandom jadi perlawanan. Padahal awalnya cuma ekspresi fans anime,” tegasnya.
Oleh bahkan menyamakan sikap Prabowo ini dengan pendekatan Gus Dur dulu, yang juga membolehkan pengibaran Bendera Bintang Kejora di Papua asalkan tetap di bawah Merah Putih.
Oleh mendorong pemerintah untuk melawan dengan budaya, bukan tindakan keras. Ia menyarankan agar di momen kemerdekaan ini, negara justru aktif menyelenggarakan kegiatan positif dan edukatif.
“Agustus ini pas banget. Ajak anak muda lewat lomba budaya, seni, atau konten kreatif yang menumbuhkan cinta tanah air. Jangan lawan fandom pakai ancaman, lawan dengan karya,” tutupnya.
Fenomena ini muncul seiring meningkatnya konsumsi budaya Jepang di Indonesia, terutama di kalangan generasi Z.
Anime seperti One Piece, Naruto, hingga Jujutsu Kaisen menjadi bagian dari identitas anak muda hari ini.
Namun sejauh ini, belum ada bukti kuat bahwa pengibaran bendera One Piece berkaitan dengan gerakan politik atau separatis.
Sumber : https://www.dpr.go.id/