Ilham juga menyinggung pengalaman buruk ketika pimpinan daerah sebelumnya tidak harmonis, yang menurutnya berdampak negatif pada stabilitas pemerintahan. Karena itu, Golkar tak ingin mengulang kesalahan serupa.
“Pilkada bukan soal menang cepat, tapi soal memilih pemimpin yang bisa memberi solusi. Jadi, selain komunikasi dengan Pak Dian, kami juga akan jajaki koalisi dengan partai lain,” ucap Ilham yang pernah menjadi staf khusus Menteri Pendidikan tersebut.
Menurutnya, survei politik dan pembacaan isu publik akan jadi instrumen penting sebelum Golkar mengambil keputusan final soal calon yang akan diusung.
“Insya Allah, calon yang kami dukung nanti adalah sosok dengan kualitas dan empati yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kuningan hari ini,” tegasnya.
Langkah CLTN Dian kini menjadi sinyal kuat bahwa dirinya siap masuk gelanggang Pilkada. Pertanyaannya, apakah Golkar akan jadi kendaraan politik resminya? Waktu yang akan menjawab. (ali)