KUNINGAN – Sepenggal cerita riang dari sebuah situ (danau) kecil di jantung kota Kuningan, Jawa Barat, terpahat pada hari Senin kemarin, (20/10/2025). Bukan pesta pora nan mewah, melainkan sebuah hajat rakyat jelata yang sarat makna, yakni gelaran Panen Raya Ikan atau yang lebih dikenal dengan sebutan tradisi “Ngobeng Lauk” di Situ Cimalongpong, Kelurahan Ciporang, Kecamatan Kuningan. Tradisi ini bak ritual tahunan yang dinanti-nanti, menjadi pelepas penat sekaligus pemicu semangat kebersamaan.
Sejak pagi, aroma kegembiraan sudah menyeruak di tepian Situ Cimalongpong. Warga dari berbagai pelosok Kelurahan Ciporang, bahkan dari wilayah Kuningan sekitarnya, berbondong-bondong mendatangi lokasi, membawa serta peralatan seadanya, jaring kecil, sairan (alat penangkap ikan tradisional), hingga ember penampung. Mereka siap menyambut air situ yang surut sementara, demi meraih rezeki berupa ikan-ikan yang telah lama ditabur.
Namun, yang kian menyemarakkan suasana adalah kehadiran sosok nomor satu di Kabupaten Kuningan, Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si. Tak hanya sekedar meninjau atau berpidato dari panggung kehormatan, beliau justru memilih untuk turun langsung ke dalam situ. Dengan pakaian sederhana, Bupati Dian melebur bersama ratusan warga, bahu-membahu, kaki terendam lumpur, turut merasakan sensasi ‘ngobeng’ yang penuh perjuangan namun berakhir dengan keceriaan.
Sorak sorai dan tawa riang membahana tatkala satu per satu ikan, mulai dari nila hingga ikan mas, berhasil ditangkap. Suasana pun berubah menjadi kanvas hidup yang melukiskan harmonisasi antara pemimpin dan rakyatnya. Kehadiran Bupati Dian, yang ditemani oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, Dr. Asep Taufik Rochman, M.Si., semakin menguatkan ikatan batin. Beliau terlihat asyik mengamati warga yang piawai menyari ikan, bahkan tak sungkan menyapa dan berbincang ringan dengan mereka.
Menurut keterangan Lurah Ciporang, Dadan, tradisi Ngobeng ini memang merupakan pesta rakyat yang rutin digelar, sekaligus menjadi penanda keberhasilan program penebaran benih ikan. “Bibit ikan ini ada juga yang ditebar pada program 100 hari kerja lalu. Kini, alhamdulillah, sudah bisa dipanen bersama masyarakat,” ujar Lurah Dadan, menyoroti kesinambungan program pemerintah daerah dengan tradisi lokal.
Usai sesi tangkap-menangkap yang memacu adrenalin, Bupati Dian menyampaikan pidato singkatnya, menegaskan bahwa kegiatan panen ikan ini tak hanya mencari lauk-pauk, namun lebih dari itu, ia adalah momentum penting untuk memupuk kebersamaan dan menguatkan semangat gotong-royong yang mulai terkikis oleh zaman.
Tak berhenti sampai di situ, Bupati Dian juga menjanjikan masa depan cerah bagi Situ Cimalongpong. “Setelah panen ini, akan kembali ditebar 10 ribu ekor ikan berbagai jenis, seperti nila dan ikan mas, melalui Dinas Peternakan dan Perikanan, berikut pakannya,” ungkap beliau, memastikan keberlangsungan siklus panen.
Lebih lanjut, mengingat Situ Cimalongpong berada tepat di wilayah kota, penataan kawasan pun menjadi agenda penting. “Penataannya akan terus dilakukan agar memiliki daya tarik tersendiri, sehingga bisa menjadi objek wisata berikut tempat kuliner yang nantinya memberi dampak ekonomi bagi warga sekitar,” imbuhnya, memberi harapan baru bagi peningkatan taraf hidup masyarakat Ciporang.
Salah satu puncak kemeriahan terjadi ketika Bupati Dian memberikan hadiah khusus bagi warga yang berhasil menangkap ikan terbesar. Mata semua orang tertuju pada seekor ikan mas berukuran jumbo, diperkirakan mencapai bobot lebih dari 8 kilogram, yang dengan bangga diangkat oleh seorang warga. Hadiah ini seolah menjadi simbol apresiasi atas semangat dan keberuntungan yang menyertai tradisi Ngobeng tahun ini.
Di tengah keramaian, raut wajah bahagia tampak jelas pada Fahmi (20), seorang pemuda setempat. “Seru banget, bisa rame-rame tangkap ikan. Selain hiburan, hasilnya juga bisa dimasak bareng keluarga,” tutur Fahmi, sambil menyunggingkan senyum lebar.
Kebahagiaan serupa diungkapkan oleh Dina (44), seorang ibu rumah tangga yang sabar menanti hasil pembagian ikan. “Nanti mau digoreng buat makan bareng keluarga. Ada rasa bahagia tersendiri dari hasil tangkapan ini,” katanya.
Bagi mereka, hasil tangkapan ini bukan hanya tentang ikan segar, tetapi juga tentang rezeki yang didapat dari sebuah perayaan kebersamaan yang hangat.
Tradisi “Ngobeng Lauk” di Situ Cimalongpong ini sekali lagi membuktikan bahwa di tengah arus modernisasi, kearifan lokal tetap menjadi pilar yang kokoh dalam membangun tali silaturahmi dan gotong royong di Kabupaten Kuningan. Sebuah pemandangan yang langka, dimana seorang pemimpin dan rakyatnya bersatu, sebasah air dan sesegar ikan hasil panen. (ali)