KUNININGAN – Kabupaten Kuningan yang dikaruniai kekayaan alam Gunung Ciremai (TNGC) kembali menjadi sorotan setelah insiden tanah longsor di kawasan sumber air Cilengkrang beberapa pekan lalu.
Diduga kuat, bencana ini dipicu oleh pembangunan tempat wisata diatas area tersebut. Meskipun pihak pengelola wisata telah berkomitmen untuk melakukan penanaman pohon dan perbaikan lingkungan, respons Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) justru menuai kritik.
“BTNGC Harus Lebih Transparan, Jangan Langsung Membela pengusaha,” ujar Ketua PSI Kabupaten Kuningan Asep Susan Sonjaya Suparman,
Ketua PSI Kabupaten Kuningan yang akrab disapa Asep Papay, menyayangkan sikap BTNGC yang dinilai kurang komunikatif dan cenderung defensif.
“Alih-alih memberikan klarifikasi mendalam, BTNGC malah menyindir masyarakat dengan narasi ‘harus cerdas’. Padahal, analisis sederhana saja menunjukkan bahwa longsor baru terjadi setelah ada pembangunan wisata,” tegas Papay, yang dikenal aktif memperjuangkan isu lingkungan dan sosial.
Menurutnya, BTNGC seharusnya lebih bijak dengan melakukan investigasi menyeluruh, meninjau ulang aktivitas di kawasan tersebut, dan memprioritaskan keselamatan masyarakat.
“Jangan sampai kepentingan bisnis mengalahkan keberlangsungan ekosistem dan keselamatan warga,” tambahnya.