Perwakilan dari tuan rumah, ITB, diwakili oleh Dr. Eng. Yosi Agustina Hidayat, akademisi yang memimpin Program Studi Magister dan Doktor Teknik & Manajemen Industri, sekaligus Ketua Program Studi Magister Logistik FTI ITB. Beliau menyoroti bahwa kompetensi kunci masa depan yang wajib dikuasai generasi muda adalah kemampuan untuk memahami ekosistem logistik secara holistik.
Dalam konteks inilah, pencapaian Tim Triprometheus dari SMAN Mandirancan menjadi sangat strategis. Mereka tidak hanya berprestasi dalam ajang kompetisi sains formal, tetapi mereka telah memasuki sebuah arena yang mempertemukan para pemikir, pelaku industri, dan calon pemimpin logistik masa depan. Berada sejajar dengan finalis dari sekolah ternama seperti SMK Negeri 1 Blitar dan SMA IT As-Syifa Boarding School Wanareja adalah bukti nyata bahwa siswa-siswi Mandirancan memiliki kemampuan bersaing yang kuat di tingkat nasional.
SMAN Mandirancan, sebagai sekolah yang terletak jauh dari pusat keramaian kota besar, kini telah membawa kebanggaan besar bagi seluruh masyarakat Kuningan. Prestasi ini secara efektif mematahkan stigma yang sering melekat bahwa sekolah yang berada di daerah pinggiran kesulitan untuk menembus kompetisi akademik berlevel tinggi.
Pihak sekolah, khususnya para guru pembimbing, menyebut keberhasilan ini sebagai hasil nyata dari konsistensi pembinaan dan semangat belajar siswa yang tak pernah padam.
Hingga berita ini diturunkan, ketiga finalis SMAN Mandirancan tengah mempersiapkan diri dengan intensif untuk menghadapi babak penentuan guna memperebutkan gelar juara nasional IEFC 2025.
Bagi Ghani, Alya, dan Chalista, perjalanan belum mencapai garis akhir. Namun, bagi Kabupaten Kuningan, pencapaian luar biasa ini telah menjadi sebuah penanda yang jelas yakni generasi mudanya sedang bergerak maju menuju panggung yang lebih besar, berbekal keberanian, kecerdasan, dan tekad yang semakin matang. (Ali)
