Cikalpedia
Politik

Spanduk Politik Hilang di Kuningan, Tensi Jelang Pemilu Mulai Memanas

KUNINGAN – Aroma panas Pemilu 2024 mulai tercium di Kabupaten Kuningan. Ketegangan politik yang kian terasa kini ditandai dengan hilangnya sejumlah spanduk milik tokoh-tokoh politik setempat. Dua spanduk ucapan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan raib secara misterius pada waktu dan lokasi yang nyaris bersamaan.

Spanduk pertama milik H. Harnida Darius, Ketua MPC Pemuda Pancasila yang akan maju sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) dari Partai Golkar untuk Dapil I DPRD Kuningan. Sementara spanduk kedua milik Drs. Ikhsan Marzuki, MM, anggota DPRD dari Fraksi PKS, juga ikut lenyap tanpa jejak.

“Saya sudah koordinasi dengan tim relawan dan juga Kang Harnida. Kami menilai ini bukan soal spanduk semata. Ini soal mentalitas demokrasi yang belum dewasa,” kata Ikhsan, kepada wartawan, Selasa (…).

Ikhsan menduga ada oknum yang secara sengaja mencopot spanduk karena menganggap tokoh-tokoh tersebut sebagai ancaman politik.

“Kalau isinya hasutan atau ujaran kebencian, ya silakan ditertibkan. Tapi ini hanya ucapan selamat Ramadhan. Jika itu pun dicopot, artinya kita masih perlu mendidik publik soal demokrasi yang sehat,” tegasnya.

Demokrasi Butuh Ruang Gagasan, Bukan Permusuhan

Ikhsan menekankan pentingnya membangun iklim politik yang sehat dan mendewasakan masyarakat. Dalam demokrasi, menurutnya, lawan politik bukanlah musuh yang harus disingkirkan, tetapi rekan adu gagasan dan perbandingan kinerja.

“Kalau menganggap lawan politik itu musuh, maka yang terjadi adalah saling menyingkirkan. Tapi kalau menganggapnya lawan berpikir, hasilnya justru memperkaya solusi dan memperkuat demokrasi,” kata mantan akademisi itu.

Ia juga menyoroti praktik “klaim wilayah” dalam politik, di mana satu pihak merasa memiliki suatu daerah dan menolak kehadiran kandidat lain.

“Itu keliru. Bahkan dalam satu keluarga saja bisa beda pilihan politik. Jangan anggap satu wilayah itu milik pribadi atau kelompok tertentu,” ujarnya.

Tahun Politik Jadi Ajang Pendidikan Publik

Ikhsan berharap, tahun politik kali ini bisa dijadikan momentum untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan pendidikan politik masyarakat.

Baca Juga :  Ayah, Jangan Pulang Lagi

Menurutnya, pendekatan yang harus dikedepankan bukanlah politik uang, melainkan rekam jejak dan kontribusi nyata kepada masyarakat.

“Kalau masyarakat sudah merasakan kerja kita, tanpa diminta pun mereka akan memberikan dukungan. Tidak perlu intimidasi atau serangan baliho,” ujarnya.

Sementara itu, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang terkait hilangnya spanduk tersebut. Namun sejumlah relawan menyatakan akan terus mengedukasi masyarakat untuk tidak terjebak pada praktik politik kotor.

Hilangnya dua spanduk ini menjadi isyarat bahwa suhu politik di Kuningan sudah mulai menghangat—bahkan sebelum masa kampanye resmi dimulai. Yang kini jadi pertaruhan bukan sekadar siapa yang terpilih, tapi sejauh mana demokrasi lokal bisa tumbuh sehat dan bermartabat.

Related posts

Cahaya Muharram di Perum BKE, Dari Lomba Adzan hingga Pawai Lampion

Cikal

Warga Padamenak Ontrog Balai Desa, Desak Kades Mundur

Ceng Pandi

Kuningan Dapat DAK Pendidikan Hampir Rp90 Miliar, Ini Pesan Pj Bupati

Cikal

Leave a Comment