KUNINGAN – Polemik Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat di Kabupaten Kuningan. Kali ini terjadi di SMPN 1 Kramatmulya, setelah ditemukan adanya kekurangan 183 paket MBG akibat kesalahan produksi dari pihak penyedia, Kamis (16/10).
Berdasarkan surat resmi sekolah bernomor 400.3.13.3/146/SMPN1KRM, pihak sekolah menjelaskan kronologi kejadian secara rinci. Sekitar pukul 11.16 WIB, Wakasek Kesiswaan menerima informasi dari Kepala SPPG Kelapagunung bahwa pengiriman paket MBG hari itu tidak dapat terpenuhi secara penuh. Dari total 802 paket, hanya 619 paket yang berhasil dikirim karena terjadi kendala teknis di dapur produksi.
Sebagai kompensasi, pihak SPPG berjanji akan mengganti kekurangan paket tersebut pada Senin (20/10) dalam bentuk makanan ringan.
Mengetahui kondisi itu, Wakasek Kesiswaan kemudian mengumumkan kepada seluruh siswa bahwa pembagian paket MBG hari itu hanya diberikan untuk kelas 7 dan 8, sementara kelas 9 akan menerima pengganti di hari berikutnya.
Namun, muncul tindakan spontan penuh empati dari Wakasek Kesiswaan dan para pembina OSIS. Tanpa sepengetahuan kepala sekolah, mereka berinisiatif memberikan uang Rp2.500 kepada setiap siswa kelas 9, sebanyak 197 siswa, dengan total Rp492.500.
Uang tersebut diambil dari kas infaq Jumat sekolah, semata-mata sebagai bentuk perhatian agar para siswa tidak merasa kecewa.
Sayangnya, tindakan itu justru menimbulkan salah paham. Pada sore hari, seorang wali murid melaporkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, mengira bahwa uang tersebut merupakan pengganti paket MBG dari pihak penyedia makanan. Akibatnya, muncul simpang-siur informasi di masyarakat.
Melalui surat klarifikasinya, pihak sekolah menegaskan bahwa tidak ada penggantian uang dari SPPG Kelapagunung.
