Namun, agenda pembangunan tak berhenti di sana. Saluran irigasi di Dusun Pahing, pengeboran lima titik sumur artesis, rehabilitasi bangunan PAUD, perbaikan pagar sekolah, kolam ikan lengkap dengan bibitnya, hingga empat poskamling dan lampu penerangan jalan, semuanya terangkum dalam satu paket revitalisasi desa berbasis kolaborasi.
Oom Komariyah, Kepala Desa Sindangjawa, menyambut penuh harap. “Desa kami sering terlewat dalam peta pembangunan. Kini giliran kami bangkit. TMMD ini seperti oase bagi masyarakat,” katanya.
Pemerintah daerah pun tak tinggal diam. Melalui Kepala DPMD Budi Alimudin, Bupati Kuningan Dr. Dian Rachmat Yanuar menegaskan bahwa TMMD merupakan wajah nyata kehadiran negara. “Ini bukan hanya urusan infrastruktur. Ini tentang karakter, pemberdayaan, dan penguatan jaring sosial,” ujarnya.
Dalam tradisi TMMD, TNI bukan hanya datang dengan sekop dan semen, tapi juga dengan semangat pemersatu. Rakor kedua ini menjadi semacam upacara awal, menandai bahwa pembangunan tak bisa lagi dikerjakan sendiri-sendiri. Ia adalah kerja bersama, kerja yang mengakar. (red)
