- Sinergi dengan PPDEWIKU (Paguyuban Pengembangan Destinasi Wisata Kuningan) untuk memadukan sektor pariwisata dan UMKM.
- Gerebek Objek Wisata UMKM, yakni kunjungan langsung dinas ke lokasi-lokasi usaha untuk pembinaan.
- Optimalisasi PLUT K-UMKM (Pusat Layanan Usaha Terpadu), dengan lima konsultan ahli yang memberikan layanan langsung di bidang SDM, kelembagaan, pembiayaan, produksi, dan pemasaran.
- Pemanfaatan tiga mobil promosi UMKM yang berkeliling di berbagai event untuk mengenalkan produk unggulan lokal.
- Pendampingan akademisi dan mahasiswa dari Universitas Prasetiya Mulya, UNIKU, UNISA, serta organisasi kemahasiswaan seperti PMII, HMI, IMM, dan BEM.
- Kerjasama dengan lembaga keuangan seperti Bank BJB, BRI, Bank Kuningan, Pegadaian, hingga BAZ Kuningan.
- Kolaborasi dengan media online lokal melalui program “Jelajah UMKM” sebagai ruang edukasi dan promosi digital.
Tak hanya itu, sinergi lintas instansi juga dijalankan. Mulai dari Dinas Kesehatan (untuk sertifikasi PIRT), BPJPH Kemenag (sertifikasi halal), DPMPTSP (perizinan NIB lewat OSS), hingga Dinas Pariwisata (promosi produk).
Dinas juga memperkenalkan SiBaDu miRakyat, aplikasi pendataan pelaku usaha berbasis digital yang memudahkan UMKM mengakses informasi dan layanan pemerintah.
Sejumlah anggota DPRD Indramayu aktif bertanya mengenai strategi kolaborasi Kuningan dengan komunitas UMKM. Mereka juga mengapresiasi keterlibatan perguruan tinggi dalam mendorong wirausaha muda lokal.
Menutup pertemuan, Uu Kusmana menyampaikan harapannya agar kunjungan kerja seperti ini menjadi ruang tukar informasi yang memberi manfaat bagi kedua daerah.
“Pasca-pandemi Covid-19, kerja-kerja pemberdayaan UMKM menjadi sangat berat. Maka, kunjungan seperti ini tidak hanya mempererat silaturahmi, tapi juga memperkuat komitmen kita untuk terus berinovasi,” ucap Uu.
Dengan semangat kolaboratif dan pendekatan lintas sektor, Kabupaten Kuningan tampaknya semakin mantap menjadi rujukan dalam pengembangan UMKM di Jawa Barat.
