KUNINGAN — Di tengah geliat perkembangan olahraga di Kabupaten Kuningan yang terus menunjukkan tren positif, kekosongan kursi Ketua KONI menjadi perhatian banyak pihak. Sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang mulai bermunculan, membawa visi dan misi untuk memimpin KONI.
Salah satunya, pengamat di Kuningan, Wawan Wage, menilai dinamika ini sebagai momen strategis untuk membangun fondasi organisasi yang lebih solid dan berorientasi prestasi.
“Kuningan punya modal yang luar biasa. Kita sudah sering jadi tuan rumah ajang olahraga skala nasional, seperti POTRADNAS IX 2023 dan POPWILDA 2024. Prestasi pun tak sedikit. Tapi jangan lupa, KONI adalah rumah besar yang harus kuat dulu dari dalam,” ujar Wage, Rabu (25/6/2025).
Menurut Wage, capaian atlet-atlet Kuningan di berbagai cabang olahraga mulai dari pencak silat, egrang, hingga voli, harus dijadikan pijakan untuk melompat lebih tinggi. Ia mencontohkan, capaian MTs Negeri 4 di ajang pencak silat, Egrang Putera yang menduduki posisi dua PORPEMDA XV Jawa Barat, dan tim voli PJKR UM Kuningan yang berjaya di Smartfren Cup.
“Ini bukan sekadar soal lomba. Ini adalah kerja panjang pembinaan. Maka Ketua KONI ke depan harus mampu menyinergikan semangat prestasi, soliditas organisasi, dan kesejahteraan atlet,” kata Wage.
Tak hanya itu, ia juga menyinggung pentingnya peran sport tourism dan sinergi dengan sektor pariwisata. Ajang seperti Tour de Linggarjati dinilai bukan sekadar kompetisi, melainkan peluang strategis mendongkrak ekonomi dan investasi daerah.
“Olahraga bisa jadi pintu masuk promosi daerah. Sponsor akan datang kalau kita punya narasi besar. Tapi ini tak bisa dikerjakan hanya oleh KONI sendiri. Harus ada kerja kolektif dengan pemerintah, swasta, dan stakeholder lain,” tegasnya.
Menanggapi pernyataan tokoh senior H. Uba Subari soal pentingnya akses ke pemerintah pusat, Wage menyebut hal itu memang perlu, tapi bukan satu-satunya jalan.
“Semua kandidat punya kekuatan masing-masing. Misalnya H. Trias Andriana, yang juga punya jaringan kuat di tingkat pusat. Tapi jangan sampai kita terjebak dalam dikotomi koneksi semata. Yang lebih penting adalah bagaimana calon ketua nanti bisa mengorkestrasi semua potensi menjadi kekuatan kolektif,” tuturnya.
Wage pun mengingatkan agar kontestasi Ketua KONI Kuningan tidak melenceng dari semangat olahraga itu sendiri, harus fair play dan sportivitas.
“Saya pribadi mengapresiasi semua calon yang maju. Saya hormati hak setiap warga negara untuk berpendapat dan ikut serta. Semoga KONI ke depan dipimpin oleh sosok yang visioner, inklusif, dan tentu saja, bekerja nyata untuk kemajuan olahraga Kuningan,” pungkasnya. (red)
