Nama-nama dengan dukungan minim, seperti Tika Evian (2 PAC), Nono Sujono (1 PAC), Rusliadi (1 PAC), dan Dede Sembada (1 PAC), diperkirakan lebih berperan sebagai penyeimbang.
Melihat komposisi dukungan, perebutan kursi Ketua DPC PDIP Kuningan tampaknya akan mengerucut pada duel figur lama yaitu Rana Suparman dengan basis 21 PAC melawan Nuzul Rachdy dengan 14 PAC. Namun, figur generasi baru seperti Ika Siti Rahmatika dan M. Ridho Suganda berpotensi mengganggu peta kekuatan lama jika mampu merajut dukungan silang.
Dukungan PAC bukan hanya soal angka, tetapi juga soal arah restu dari DPP dan DPD. Rana punya basis kuat di akar rumput, tapi Nuzul saat ini sedang menjabat Ketua DPRD. Sementara nama-nama muda bisa jadi alternatif jika pusat menginginkan penyegaran.
Meski hasil penjaringan PAC telah diumumkan, keputusan akhir tetap berada di tangan DPP PDIP. Tradisi partai berlambang banteng moncong putih itu kerap mempertimbangkan keseimbangan politik antara loyalitas, kapasitas, dan kedekatan dengan pusat.
Yang jelas, dinamika di internal PDIP Kuningan kali ini menghadirkan drama lama dan baru sekaligus antara kembalinya figur senior, bertahannya tokoh petahana, serta munculnya generasi politikus muda. (ali)