Sebelum renta dan hidup di bekas kendang tersebut, jauh sebelumnya, Endang, merupakan buruh di salah satu potong ayam. Karena factor usia, pekerjaan berat itu sudah ditinggalkan, dan saat ini tidak bekerja alias nganggur. Padahal, Ia masih memiliki tanggungan anak bungsunya yang sedang sekolah.
“Anak yang bungsu masih sekolah, di SMK. Alhamdulillah Ia beda dari kakak-kakanya yang hanya sampai SD dan SMP, karena factor biaya,” tuturnya lagi.
Endang bersyukur anak bungsunya bisa menempuh ke jenjang SMK. Tetapi meski demikian, bebannya menjadi bertambah, karena selain factor ekonomi, beban psikologis juga Ia alami karena ternyata anaknya sering dibully.
“Saya dengar anak saya sering dibuly sama teman-temannya. Kasian,” tuturnya sambil meneteskan air mata.
Kepada Cikalpedia.id, Ia sangat berharap, berita tentangnya bisa ditindaklanjuti pemerintah. Sebagai Ketua RT setempat, Ia mengaku lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. (Icu)