“Kami harap Bawaslu bisa mengusut tuntas kasus ini. Pemilu harusnya menjadi pesta demokrasi yang fair, bukan ajang intimidasi atau sabotase. Kami mengutuk keras tindakan ini,” tambah Zul.
Zul juga menyinggung potensi keterlibatan aktor tertentu, meski tidak secara eksplisit menuduh pihak mana pun. Ia menegaskan bahwa timnya sedang mengumpulkan bukti tambahan di lapangan.
“Kami tidak mau menuduh sembarangan. Tapi ini jelas bukan spontanitas. APK kami dipasang cukup tinggi, dan tidak mudah dirusak tanpa alat atau perencanaan,” ujarnya.
Insiden ini memicu kemarahan sebagian relawan dan pendukung pasangan Ridho-Kamdan, yang menganggap aksi perusakan mencederai nilai-nilai demokrasi yang jujur dan adil. (ali)