KUNINGAN – Fajar belum sepenuhnya merekah ketika deru kendaraan kecil mulai memecah kesunyian Desa Babakanmulya. Di antara kabut tipis dan embun yang masih menggantung di daun pisang, sekelompok orang berseragam biru muda sudah bersiap di depan dapur sederhana. Mereka bukan pedagang pasar atau petani sayur, melainkan para petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), garda terdepan pengantar makanan bergizi untuk ribuan anak sekolah di wilayah Kecamatan Jalaksana.
Hari itu, Kamis (17/10/2025), terasa istimewa. Menu yang mereka siapkan bukan sembarangan yaitu nasi goreng putih, sederhana tapi sarat makna. Menu itu menjadi simbol kesahajaan dalam peringatan ulang tahun Presiden RI Prabowo Subianto, yang disajikan serentak di seluruh SPPG di Indonesia.
“Nuansanya jadul, seperti masakan ibu di rumah,” ujar Rendi, salah satu petugas SPPG Babakanmulya, sembari memastikan ratusan boks nasi sudah tertutup rapat.
Rendi dan rekan-rekannya sudah terbiasa memulai hari sebelum ayam berkokok. “Kadang kami berangkat sebelum pukul 04.30. Kalau sempat, mampir dulu ke masjid untuk salat subuh,” katanya. Setelah itu, perjalanan panjang dimulai.
Dengan armada terbatas, bahkan hanya 14 ompreng yang tetap diantar, mereka harus menjangkau 44 titik sekolah di berbagai penjuru Kecamatan Jalaksana. Jarak terjauh mencapai lima kilometer dari dapur utama. Jalan sempit dan berkelok bukan halangan, justru menjadi bagian dari rutinitas yang dijalani dengan keikhlasan.
Hari itu, 3.652 penerima manfaat menunggu: anak-anak kelompok bermain, TK, SD, hingga ibu hamil, menyusui, dan balita. Namun, semangat para petugas seolah menutup segala keterbatasan itu.
Gelombang pertama keberangkatan dilakukan pukul 04.30, disusul gelombang kedua beberapa saat kemudian. Aroma nasi goreng yang masih hangat memenuhi udara pagi di halaman dapur. Setiap kotak berisi bukan hanya makanan, tapi juga tanggung jawab moral, yaitu memastikan generasi kecil Kuningan tumbuh sehat dan berdaya.
Di sela kesibukan, Rendi bercerita bahwa tak jarang mereka menerima ucapan terima kasih dari guru dan orang tua. “Anak-anak senang, katanya nasinya enak. Itu sudah cukup buat kami,” ujarnya lirih.
Program yang diinisiasi pemerintah pusat ini kini menjadi denyut baru di daerah. Di Kuningan, semangat gotong royong terasa nyata, antara dapur, pengantar, sekolah, dan para penerima manfaat. Di balik angka dan laporan statistik, ada kisah kemanusiaan yang menghangatkan tentang mereka yang bangun sebelum fajar, menempuh jalan panjang, demi sepiring nasi yang sampai tepat waktu.
Upaya SPPG Babakanmulya yang harus mengantar ke lebih dari 40 titik setiap hari seharusnya menjadi perhatian dan apresiasi Presiden RI Prabowo Subianto, maupun Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM). Di tengah keterbatasan sumber daya dan fasilitas, para petugas tetap menjalankan amanat program nasional dengan sepenuh hati.
“Kalau Presiden tahu perjuangan kami, mungkin beliau akan tersenyum,” kata Rendi sambil tertawa kecil. “Kami hanya ingin anak-anak merasakan perhatian yang sama. Karena gizi bukan kemewahan, tapi hak setiap anak.” ujarnya lagi. (Ali)