KUNINGAN – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kuningan kembali menyampaikan kritik keras terhadap Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar. Rizal Nurfahrozy menilah Dian sentiment pada kritik.
Penilaian tersebut disampaikan usai mengikuti aksi PMII dan PKL di Pendopo Kuningan. Aksi tersebut kecewa karena tidak ada satupun pemimpin Kuningan, baik bupati maupun wakilnya, yang mau berdialog bersama mahasiswa dan masyarakat.
“Beliau kan pemimpin daerah, seharusnya jangan menghindar ketika kami (mahasiswa dan masyarakat) ingin berdialog. Ini menunjukan bahwa Bupati Kuningan sentimen pada kritik,” ujarnya, Jumat (4/7)
Bahkan, Wakil Ketua 1 PMII Cabang Kuningan ini menyebut, ketidakhadiran Bupati Kuningan pada saat demonstrasi mengindikasikan pejabat public yang kurang sehat secara mental dan kepemimpinan.
“Kami mencermati dengan serius, ketidakhadiran bupati pada saat aksi kemarin, kami pandang bupati kurang mental,” ujarnya, Jum’at (4/7).
Menurutnya, sebagai pemimpin daerah seharusnya menemui masa aksi, membuka ruang dialog dan memberikan teladan sebagai sosok yang siap dikritik dan terbuka terhadap aspirasi rakyat yang ingin atau sedang disampaikan.
Atas penilaianna itu, Rizal juga menyatakan mosi tidak percaya terhadap sikap Bupati Kuningan. Ia mendesak supaya Bupati Kuningan menunjukkan mental kepemimpinan yang sehat dan terbuka terhadap kritik rakyat dan melakukan pembenahan sikap serta budaya birokrasi yang lebih responsif, terbuka, dan berjiwa negarawan.
Kemudian, pihaknya juga menyatakan bahwa kepemimpinan yang kuat bukan diukur dari pencitraan, tapi dari keberanian mendengarkan kritik dan hadir bersama rakyat. Dan menilai ketidakhadiran dalam forum aspirasi sebagai bentuk pengabaian terhadap etika komunikasi antara pemerintah dan masyarakatnya.
“Kami, PMII Kuningan akan terus berkomitmen mengawal dan menyuarakan kepentingan rakyat tertindas dan menuntut pemimpin yang sehat secara mental, etis, dan konstitusional,” pungkasnya. (Icu)
