KUNINGAN – Di tengah riuh wacana penggantian tagline pariwisata “Kuningan Beu”, muncul usulan baru yang memantik kontroversi: “Kuningan Sadis”, singkatan dari Sadulur Dian Tuti Sajati. Namun alih-alih mendukung, Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar justru merespons dengan santai tapi menohok.
“Saha sih om… anu bade ngaganti?” (Siapa sih yang mau ngeganti?) ucap Bupati Dian, Kamis (10/7/2025), merespons isu perubahan tagline yang sudah telanjur mengemuka di ruang publik.
Pernyataan itu seolah menyentil pihak-pihak yang dianggap terlalu gegabah melempar wacana tanpa dasar yang kuat. Tanpa menyebut nama, Bupati pun menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada rencana resmi mengganti tagline pariwisata.
“Aya mah, satu… MELESAT,” lanjutnya.
Usulan penggantian tagline menjadi “Kuningan Sadis” sebelumnya dilontarkan oleh Iwan Mabruri, seorang pendukung kuat pasangan Dian–Tuti, yang juga disebut-sebut tengah mengincar posisi strategis di PAM Tirta Kamuning. Ia menyebut kata “Beu” tidak lagi relevan dan berpotensi dipelesetkan ke arah negatif.
Namun reaksi publik justru beragam. Banyak kalangan, termasuk Sekum KAHMI Kuningan Cucu Supriadin, menilai bahwa wacana pergantian tagline hanya mencerminkan inkonsistensi arah pembangunan daerah.
“Jangan latah ganti tagline hanya karena ganti pemimpin,” kata Cucu, menegaskan bahwa branding daerah harus didasarkan pada kajian matang, bukan dorongan politik sesaat.
Di sisi lain, Kadisporapar Kuningan Elon Carlan melalui Kabid Ahmad Djajuli menyampaikan bahwa tagline “Kuningan Beu” masih berlaku secara resmi sesuai SK Bupati per Januari 2024. Meski diakui telah ada diskusi internal soal branding, namun belum ada keputusan final.
Untuk Bupati Dian sendiri, jawabannya jelas.
“Aya-aya wae…(ada – ada saja)” katanya ringan membalas dengan pesan singkat. (ali)
