Cikalpedia
Opini

Jangan Membatasi Jurnalis, SPPI Harus Fokus pada Tugas Utama

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejatinya merupakan program mulia yang diluncurkan pemerintah untuk menjamin pemenuhan gizi anak-anak sekolah. Namun, kasus keracunan massal di Luragung yang menimpa lebih dari 200 siswa menjadi bukti nyata bahwa pelaksanaannya masih jauh dari sempurna.

Dalam situasi seperti ini, publik berharap ada transparansi penuh dari para pengelola MBG. Sayangnya, justru muncul pernyataan dari Koordinator Wilayah Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Kuningan, Nisa Rahmi, yang menyebut jurnalis harus melalui prosedur bersurat ke BGN pusat sebelum bisa meliput dapur MBG.

Seperti diberitakan di Cikalpedia.id yang tayang pada tanggal 2 Oktober yang lalu : Korwil SPPI Kuningan Tanggapi Wacana Dapur MBG di Sekolah dan Cara Jurnalis Liputan

Pernyataan tersebut mengundang tanda tanya besar. Bukankah MBG ini program publik yang menggunakan uang negara? Bukankah hak masyarakat untuk tahu sejauh mana kualitas makanan yang disajikan kepada anak-anak mereka? Jika akses liputan dipersulit, maka yang terjadi justru kecurigaan, ada apa sebenarnya di balik dapur MBG?

Padahal, tugas utama SPPI sudah sangat jelas: memimpin dan mengelola pelayanan gizi. Itu artinya, SPPI memiliki tanggung jawab penuh atas terselenggaranya program makan bergizi di wilayah tugas masing-masing.

Selain itu, SPPI juga harus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat demi memastikan pemenuhan gizi berjalan dengan baik.

Dengan mandat sebesar itu, sudah semestinya SPPI lebih fokus pada pengawasan mutu makanan, perbaikan mekanisme distribusi, serta peningkatan kapasitas dapur MBG, bukan malah sibuk menambah birokrasi untuk jurnalis.

Jurnalis bukan musuh. Mereka adalah mitra kritis yang justru membantu mengawal agar program berjalan sesuai tujuan. Apalagi setelah adanya insiden keracunan, peran media menjadi vital, menggali fakta, mengawasi jalannya distribusi, dan mendorong evaluasi kebijakan.

Baca Juga :  HUCAP KUNINGAN: Tahu Kecap Legendaris yang Bikin Kangen Kampung Halaman

Membatasi akses jurnalis sama saja dengan menutup ruang kontrol publik. Padahal, transparansi adalah fondasi utama program publik sebesar MBG.

Jika benar-benar yakin dapur MBG sudah sesuai SOP, mengapa harus takut dengan sorotan media?

SPPI harus ingat, keselamatan anak-anak adalah prioritas utama. Mereka berhak atas makanan bergizi yang aman, bersih, dan berkualitas.

Karena itu, energi SPPI sebaiknya diarahkan pada penguatan peran sesuai mandatnya, bukan pada upaya menghalangi fungsi pers.

Justru dengan keterbukaan, kepercayaan publik terhadap MBG bisa dipulihkan. Program ini bagus, tapi jangan sampai tercederai hanya karena salah prioritas: mengutamakan kenyamanan birokrasi dibanding keselamatan generasi muda.

Penulis : Bengpri Jurnalis Cikalpedia.id – Orangtua dari 3 anak yang juga berharap keberhasilan program mulia Makan Bergizi Gratis (MBG) dan anak-anaknya aman saat mengonsumsi makanan dari Program MBG ini

Related posts

Ribuan Warga Padati Alun-Alun Indramayu, Pagelaran Wayang Kulit Angkat Kisah Penuh Intrik dan Nilai Kehidupan

Cikal

Hj. Ela Helayati Ajak Keluarga Perkuat Literasi

Cikal

Pesan Presiden Prabowo : Sambut dan Semarakan HUT ke-80 RI dengan Semangat, Persatuan, dan Aksi Nyata

Cikal

Leave a Comment