Cikalpedia
Kuningan

Brownies MBG Berjamur, Pengelola Dapur Akui Proses Penyimpanan dan Distribusi Tak Ideal

Ilustrasi

KUNINGAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, muncul temuan makanan berupa brownies yang sudah berjamur dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Luragung Tonggoh, Kabupaten Kuningan.

Kasus tersebut mencuat setelah laporan terkait kondisi makanan itu beredar di kalangan penerima manfaat. Temuan itu cepat viral. Apalagi, belum lama ini sebanyak 200 siswa SMP dan SMA Luragung mengalami keracunan usai menyantap program MBG. Temuan brownies berjamur menambah daftar panjang ketidaksiapan dapur dalam mengelola program Prabowo tersebut.

Menanggapi hal itu, pihak dapur pelaksana memberikan klarifikasi resmi melalui surat bernomor 018/SPPG-LT/IX/2025, yang ditujukan kepada Ketua Satuan Tugas (Satgas) Makan Bergizi Gratis Kabupaten Kuningan. Surat tersebut ditandatangani oleh Wawan Rizki Setiawan selaku Kepala SPPG dan Aditha Noviana selaku ahli gizi.

‎Dalam surat klarifikasi itu dijelaskan, munculnya jamur pada brownies diduga kuat disebabkan oleh proses penyimpanan yang kurang ideal. Snack dikemas dalam wadah mika tertutup rapat dan disimpan di suhu ruang yang cukup tinggi dalam waktu lama.

“Penyimpanan dilakukan sekitar pukul 23.00 WIB dan baru didistribusikan pada pukul 13.00 WIB keesokan harinya,” tulis pihak SPPG dalam klarifikasi tersebut.

‎Kondisi itu diperparah karena pengiriman pada hari Sabtu dilakukan bersamaan dengan distribusi hari Jumat, mengingat jumlah daftar penerima manfaat (DPM) mencapai 3.950 orang. Akibatnya, terjadi keterlambatan pengiriman yang berdampak pada kualitas beberapa makanan.

‎Dari hasil pemeriksaan, ditemukan tiga brownies yang sudah berjamur. Namun, bukti fisik makanan tersebut telah dibuang oleh pihak penerima dan tidak dikembalikan ke dapur. Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak SPPG mengganti makanan tersebut sebanyak 10 buah dan memastikan kejadian serupa tidak terulang.

‎“Kami sudah melakukan langkah korektif agar tidak terjadi lagi. Prosedur penyimpanan dan distribusi akan diperketat, terutama untuk makanan berbahan basah,” tulis pihak SPPG dalam penutup suratnya.

‎Program Makan Bergizi Gratis sendiri merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, khususnya anak sekolah dan kelompok rentan. Namun, kejadian seperti ini menjadi catatan penting agar aspek kualitas dan ketepatan distribusi tetap menjadi prioritas utama. (Icu)

Baca Juga :  Keceriaan Siswa MI PUI Cilimus di Balik MBG

Related posts

Diapresiasi DMI Pusat, Program Anak Berjamaah Subuh jadi Percontohan Nasional

Ceng Pandi

Jadi Pemilik Dapur MBG, Udin Kusnaedi Sebut Pangan Lokal Belum Tersentuh

Ceng Pandi

38 Personel Kodim 0615 Kuningan Naik Pangkat

Cikal

Leave a Comment