KUNINGAN — Kamis siang menjelang sore (6/11/2025), di Pendopo Kuningan yang diselimuti suasana hangat meski awan mendung menyelimuti, U. Kusmana, S.Sos., M.Si. resmi dilantik sebagai ‘jenderal lapangan’ birokrasi. Bupati Kuningan, H. Dian Rachmat Yanuar, memimpin langsung prosesi sakral pelantikan Sekda Kuningan tersebut, sekaligus menutup babak kepemimpinan Penjabat (Pj) Sekda yang dinilai memiliki keterbatasan wewenang.
Pelantikan U. Kusmana menjadi sorotan, bukan hanya karena menandai tuntasnya proses seleksi, tetapi juga karena pesan keras dari Bupati Dian. Pesan itu tentang efisiensi fiskal dan gebrakan total dalam Manajemen Talenta untuk mengisi kekosongan jabatan. Kuningan, di mata Bupati, kini memasuki era baru yang menuntut kedisiplinan anggaran dan meritokrasi murni.
”Alhamdulillah, jadi sekarang kita punya sekda definitif. Artinya, rentang kendali birokrasi kini sepenuhnya berjalan. Pak Uu ini sebagai ‘jenderal lapangan’ bisa lebih leluasa menggerakkan birokrasi,” ujar Dian, suaranya terdengar tegas di hadapan sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan pejabat struktural.
Sejak awal, Bupati Dian tidak menutupi bahwa masa jabatan Pj Sekda membuat roda pemerintahan berjalan kurang maksimal akibat terbentur wewenang. Konsolidasi organisasi dan pembenahan struktural, terutama pengisian belasan hingga seratusan jabatan eselon yang kosong mulai dari eselon 2B, 3A, 3B, hingga eselon 4 menjadi pekerjaan rumah mendesak yang harus dituntaskan Sekda baru.

Namun, Dian menekankan, mekanisme pengisian jabatan ini akan berubah drastis. Ia secara gamblang menolak sistem open bidding yang selama ini diterapkan. Gantinya, Pemerintah Kabupaten Kuningan akan menerapkan Manajemen Talenta (MT).
”Pak Sekda tinggal menyelesaikan mutasi. Ada belasan jabatan eselon 3A, sekitar 20-an di 3B, dan bisa seratusan sampai eselon 4. Bulan ini kita mulai asesmen menyeluruh. Jadi nanti enggak ada lagi open bidding tiap kali mutasi. Kita pakai pendekatan manajemen talenta. Semua disusun dari asesmen yang komprehensif sebagai fondasi dasar untuk sistem merit. Targetnya, Desember nanti seluruh eselon dua sudah terisi,” Jelas Dian.
Perubahan radikal ini adalah bagian dari “desain besar” Kuningan menyambut tahun 2026. Bupati ingin tata kelola pemerintahan lebih tertata, efisien, dan berorientasi pada hasil nyata, didukung oleh SDM yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki nurani, sebuah diksi yang berulang kali ia sebut.
Tantangan terberat yang harus dihadapi U. Kusmana bersama jajaran birokrasi adalah tekanan fiskal. Kuningan, seperti banyak daerah lain, dihadapkan pada pemotongan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp111 miliar.
