KUNINGAN — Kisah mengharukan datang dari Kabupaten Kuningan. Seorang bocah perempuan berusia 6 tahun bernama Apriani, rela berjalan kaki sejauh 5 kilometer hanya demi satu keinginan sederhana: naik delman keliling kota. Kejadian ini sontak menjadi viral dan menyentuh banyak hati, termasuk jajaran Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Kuningan.
Kejadian bermula ketika Apriani, yang tinggal bersama kakek dan neneknya di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, ditemukan kebingungan oleh petugas lalu lintas di kawasan Citamba. Ternyata, bocah tersebut telah menempuh perjalanan panjang seorang diri, hanya karena ingin merasakan pengalaman naik delman—sebuah cerita yang sering ia dengar dari teman-temannya.
Momen itu menggerakkan hati Kasat Lantas Polres Kuningan, AKP Dadang Supriadi, yang kemudian mendatangi langsung rumah Apriani pada Minggu pagi (6/3). Tak sekadar kunjungan, AKP Dadang mengajak Apriani naik delman mengelilingi Kota Kuningan. Senyum bahagia tak henti menghiasi wajah mungil bocah itu, yang mimpinya kini telah jadi kenyataan.
“Saya merasa tersentuh. Hanya karena ingin naik delman, Apriani nekat berjalan kaki sendirian sejauh lima kilometer. Alhamdulillah, keinginannya sudah terwujud. Ini bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat, terutama anak-anak,” ujar AKP Dadang.
Tersesat Demi Mimpi Kecil
Dalam penelusuran pihak kepolisian, diketahui bahwa Apriani tinggal sementara bersama kakek-neneknya karena sang ibu, Ani, bekerja di Jakarta. Begitu mendapat kabar anaknya hilang, Ani langsung pulang ke Kuningan.
Rasa panik dan cemas Ani berubah menjadi haru ketika melihat putrinya ditemukan selamat dan bahkan diajak naik delman oleh polisi.
“Terima kasih banyak kepada Pak Polisi. Ini jadi pelajaran besar buat saya untuk lebih berhati-hati. Saya sangat bersyukur anak saya baik-baik saja, dan bahkan diberi kebahagiaan yang ia idamkan,” ujar Ani dengan mata berkaca-kaca.
Polisi Humanis, Anak-anak Bahagia
Aksi sederhana namun penuh makna dari Satlantas Polres Kuningan ini menjadi contoh nyata polisi humanis—hadir di tengah masyarakat bukan hanya sebagai penegak hukum, tapi juga sebagai pengayom yang peduli terhadap persoalan kecil sekalipun.
Kisah Apriani dan delmannya menjadi pengingat bahwa kadang, hal besar dimulai dari mimpi kecil seorang anak—dan bahwa kepekaan sosial mampu mengubah pengalaman traumatis menjadi kenangan manis yang tak terlupakan.
“Delmannya Pak Polisi, seneng banget!” ucap Apriani polos, sambil terus menggenggam tangan AKP Dadang saat delman melaju pelan menyusuri jantung kota.
