KUNINGAN – Dalam upaya menegaskan batas wilayah administratif dan mengembangkan potensi wisata berbasis budaya, Penjabat Bupati Kuningan, Raden Iip Hidajat, memimpin ekspedisi menuju kawasan Gunung Tilu yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah, Jumat (16/2/2024).
Didampingi sejumlah pejabat daerah, ekspedisi dimulai pukul 03.00 WIB dari Pendopo Kabupaten Kuningan menuju Dusun Banjaran, Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana. Rombongan menyusuri jalur pendakian menuju tiga titik utama: Situs Batu Kuta Tingkem, Batu Naga, dan Puncak Gunung Tilu.
“Gunung Tilu menjadi titik triangulasi yang menandai perbatasan Kuningan–Brebes–Cilacap. Situs Batu Naga yang kami kunjungi ini diduga telah ada sejak 500 tahun sebelum Masehi. Ini bukti peradaban besar pernah tumbuh di Kuningan,” ujar Iip di puncak Gunung Tilu.
Simbol Tapal Batas, Titik Wisata Masa Depan
Gunung Tilu dikenal memiliki tiga puncak—Sukmana (1.154 mdpl), Gunung Tilu (1.076 mdpl), dan satu puncak lainnya (1.112 mdpl). Pemandangannya tak hanya menegaskan identitas geografis, tetapi juga menyimpan nilai ekologis dan budaya tinggi.
Hutan-hutan di kawasan ini sebagian masih alami dan merupakan hulu sungai besar seperti Citaal dan Cijangkelok. Wilayah ini masuk kawasan hutan lindung yang dikelola oleh Perhutani KPH Kuningan.
Usai menyusuri Gunung Tilu, rombongan melanjutkan ekspedisi dengan menunaikan salat Jumat di Desa Jabranti, lalu mengunjungi Goa Indrakila di Desa Karangkancana.
“Kami melihat potensi luar biasa untuk mengembangkan wisata di wilayah timur Kuningan. Tapi saya tegaskan, pembangunan tidak boleh merusak habitat alami. Tadi saya masuk goa, banyak kelelawar. Itu artinya kawasan ini masih alami dan harus dijaga,” tegas Iip.
Menggali Warisan, Membangun Kuningan Timur
Ekspedisi ini juga menjadi simbol keseriusan Pemkab Kuningan dalam menggarap cagar budaya sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD), terutama di kawasan timur yang selama ini kurang tersentuh pembangunan pariwisata.
“Kami ingin menjadikan kawasan ini sebagai pusat wisata sejarah dan alam, tanpa merusak ekosistem. Dengan dukungan semua pihak, Kuningan Timur punya masa depan cerah,” kata Iip.
Dengan pendekatan berbasis budaya, sejarah, dan pelestarian lingkungan, Pemerintah Kabupaten Kuningan mencoba menyatukan patok batas, jejak leluhur, dan geliat ekonomi baru di Gunung Tilu. (ali)