KUNINGAN – Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan menetapkan status Siaga Bencana Hidrometeorologi seiring meningkatnya intensitas hujan sejak awal tahun. Status siaga ini diberlakukan setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan mendeteksi potensi ancaman bencana seperti longsor dan banjir, khususnya di wilayah selatan dan timur kabupaten.
“Sudah dibuat Surat Keputusan (SK) dan dibentuk tim piket 24 jam. Ini untuk memastikan penanganan cepat ketika terjadi bencana,” kata Kasi Ratlog BPBD Kuningan, Reno Presna Sunardi, Rabu, 8 Januari 2025.
Reno menjelaskan, bencana hidrometeorologi mencakup fenomena yang dipicu faktor cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, hingga potensi longsor dan banjir. Untuk itu, BPBD telah mengidentifikasi daerah rawan agar penanganan darurat bisa segera dilakukan jika terjadi insiden.
“Wilayah selatan dominan rawan longsor, sementara wilayah timur lebih rentan terhadap banjir. Tapi bukan berarti wilayah lain aman sepenuhnya,” ujar Reno.
Kesiapsiagaan ini diperkirakan berlangsung hingga April 2025, seiring prediksi puncak musim hujan terjadi di Januari hingga Februari. Reno pun menekankan bahwa penanggulangan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga melibatkan masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media.
“Kolaborasi jadi kunci utama pengurangan risiko bencana,” tegasnya.
BPBD mengimbau warga agar tetap waspada, terutama yang tinggal di kawasan perbukitan, bantaran sungai, dan daerah yang kerap terdampak bencana saat musim hujan. (ali)
