KUNINGAN – Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Aliansi Persaudaraan Islam Kuningan (APIK) menyambangi Gedung DPRD Kuningan, Kamis, 27 Februari 2025. Audiensi tersebut berubah jadi momen pelurusan moral, setelah mereka membeberkan berbagai persoalan keumatan, termasuk dugaan perselingkuhan dan kebohongan wakil rakyat.
Isu yang diangkat mencakup bank emok, pinjaman online (pinjol), judi online, LGBT, hingga peredaran miras dan narkoba. Namun, kemarahan masyarakat memuncak saat perwakilan APIK menyinggung kasus dugaan perselingkuhan seorang anggota dewan yang dituding menghancurkan rumah tangga orang lain.
“Ini bukan hanya soal moral pribadi, tapi juga soal integritas pejabat publik,” ujar Ustadz Luqman Maulana, perwakilan APIK dalam audiensi tersebut.
Yang lebih mengejutkan, anggota dewan lain diduga berbohong ke publik dengan menyebut foto kedekatan itu sebagai dokumentasi lama. Faktanya, foto itu diambil saat kegiatan Bimtek DPRD di Bandung baru-baru ini.
Tak berhenti di sana, masyarakat juga menyoroti kasus baru dari partai yang sama. Salah satu anggota DPRD diduga melakukan perselingkuhan berujung nikah siri, meski sebelumnya juga pernah tersandung kasus asusila.
“Kami tidak persoalkan nikah siri, tapi manipulasi dan kebohongannya terhadap publik yang jadi masalah besar,” tegas seorang tokoh masyarakat yang hadir.
Masyarakat Kuningan kini semakin kritis dalam menyikapi perilaku para wakil rakyat. MUI dan para tokoh ulama mendesak DPRD segera bersikap tegas, dan mengajak masyarakat untuk lebih cerdas memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak, bukan janji manis saat kampanye.
“Audiensi ini adalah peringatan. Kalau DPRD tidak bertindak, kepercayaan rakyat bisa habis,” tandas Ustadz Luqman. (ali)

2 comments
[…] tersebut bentuk kekecewaan atas perilaku Kepala Desa yang diduga kepergok selingkuh dengan istri salah satu petugas Linmas desa […]
I enjoy your writing style genuinely loving this internet site.