“Radio Kuningan FM masih punya tempat, terutama di wilayah pedesaan dan saat orang bepergian,” ujarnya. Tetapi, ia mendorong LPPL agar tak hanya berhenti di gelombang udara. Podcast, misalnya, bisa menjadi media baru yang cepat dan efektif dalam menyampaikan informasi strategis dari isu lingkungan hingga pelayanan publik.
Ia membayangkan narasumber dari perangkat daerah duduk dalam podcast mingguan, membahas program dan capaian, menjawab keresahan warga. Bahkan, cerita inspiratif dari masyarakat bisa dikemas menjadi siaran yang menggerakkan.
“Di sinilah letak pentingnya kreativitas dan kedekatan LPPL dengan denyut kehidupan masyarakat,” katanya.
LPPL, bagi Bupati, adalah instrumen komunikasi yang harus mampu menyeimbangkan fungsi edukasi, informasi, hiburan, dan pelestarian budaya lokal. Ia berharap kehadiran Dewas baru bisa menjadi jembatan untuk memperkuat integritas lembaga, bukan hanya mengawasi, tapi ikut menjaga arah agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman.
Kini, bola berada di tangan mereka. Tiga orang dengan latar belakang berbeda, namun dengan satu mandat yaitu menjaga LPPL tetap hidup, relevan, dan dipercaya publik. (ali)