Cikalpedia
Politik

Anies Efek di Kuningan: Ketua PAC Gerindra Cilimus Mundur, Pilih NasDem

KUNINGAN — Efek pencapresan Anies Baswedan mulai terasa di tingkat akar rumput politik Kabupaten Kuningan. Setelah dideklarasikan Partai NasDem sebagai calon presiden 2024, sejumlah kader partai lain mulai mengambil langkah politik yang berani. Salah satunya datang dari tubuh Partai Gerindra.

Ketua PAC Gerindra Kecamatan Cilimus, Dewi Anggraeni Firdaus, menyatakan mundur dari partai berlambang kepala garuda tersebut. Keputusan itu ia tuangkan dalam surat pengunduran diri bertanggal 20 Oktober 2022, lengkap dengan tanda tangan dan materai. Meski begitu, kabar tak sedap sempat berembus bahwa Dewi justru dipecat partai, bukan mundur.

Menanggapi itu, Heni Rosdiana, Kepala Desa Linggasana sekaligus ibunda Dewi, angkat bicara. Ia menyebut kabar pemecatan itu menyesatkan dan tak berdasar.

“Saya hanya ingin meluruskan. Kabar bahwa anak saya dipecat dari Gerindra itu tidak benar. Yang ada adalah surat pengunduran diri resmi,” kata Heni kepada wartawan, Selasa, 8 November 2022.

Heni mengaku terusik dengan narasi pemecatan, apalagi saat ini anaknya tengah bersiap maju sebagai bakal calon legislatif di Pemilu 2024 mendatang.

“Kalau pemecatan, tentu ada mekanisme, ada surat keputusan, tapi sampai sekarang tak ada dokumen apapun yang menunjukkan itu,” ujar Heni.

Dewi Pilih NasDem, Dukung Anies Baswedan

Kepada wartawan, Dewi Anggraeni Firdaus membenarkan bahwa dirinya kini telah bergabung dengan Partai NasDem dan siap maju dari Daerah Pemilihan II Kabupaten Kuningan.

“Saya sudah resmi di NasDem. Saya suka dengan visi-misi Pak Anies Baswedan, makanya saya mantap pindah. Insya Allah saya maju di Pileg 2024,” ujar Dewi.

Dewi tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Partai Gerindra yang telah memberikan ruang belajar selama tiga tahun terakhir. Ia menegaskan, keputusannya mundur adalah pilihan politik yang sadar dan terukur.

“Gerindra sudah banyak memberi pelajaran berharga. Tapi kini saatnya saya melangkah ke arah baru,” tuturnya.

Gelombang Mundur: Ranting Ikut Pergi

Tak hanya Dewi, sikap politiknya juga diikuti oleh Jarot, kader Gerindra tingkat ranting. Ia menyatakan mundur karena merasa tidak nyaman dengan kepengurusan DPC Gerindra Kuningan.

“Saya keluar karena tidak nyaman dengan dinamika internal. Untuk sikap politik ke depan, saya ikut Bu Dewi, beliau yang saya anggap punya integritas,” kata Jarot.

Fenomena ini disebut-sebut sebagai sinyal “Anies Efek” yang mulai berdampak ke basis-basis politik lokal, khususnya di daerah yang sebelumnya menjadi kantong suara Prabowo.

Baca Juga :  Kadiskopdagperin Trisman Terapkan Sanksi Unik untuk Tingkatkan Kedisiplinan Pegawai

Apakah ini menjadi awal dari pergeseran arah politik di Kabupaten Kuningan menjelang Pemilu 2024? Waktu yang akan menjawab. Yang jelas, peta kekuatan politik kini tengah bergerak.

Related posts

Dugaan Nepotisme PPK, KPU Kuningan Dituding Langgar Etika Pemilu

Cikal

Mahasiswa Kuningan Ngadu ke KDM, Desak Dialog dengan Bupati

Alvaro

Menjelang Lengser, Acep Purnama Genjot Kinerja: Empat Desa di Kadugede Deklarasi ODF

Cikal

Leave a Comment