“Tunjangan komunikasi Rp10,5 juta? Itu bisa isi pulsa 50 ribu sebanyak 210 kali. Sehari telepon rakyat se-kecamatan pun masih ada sisa. Tapi kok jarang ada yang telepon rakyat, ya?”
“Tunjangan transportasi Rp14,7 juta? Itu bisa sewa Avanza sebulan penuh. Tapi kalau dipakai beli tiket angkot Rp5 ribu, bisa keliling Kuningan 2.940 kali. Mungkin angkot malah bisa hidup lagi.”
“Tunjangan perumahan Rp22 juta? Kalau cicilan rumah BTN Rp1,5 juta per bulan, berarti bisa nyicilan 14 rumah rakyat kecil tiap bulannya.
ASN kembali nyeletuk “Kalau 50 wakil kita peduli sama kita, dua tunjangan mereka sudah bisa ganti ribuan TPP ASN yang dipotong”
Akhirnya, si DPRD hanya bisa berkata lirih:
“Yah, beginilah… semua sesuai aturan.”
Warga kecil menyalakan rokoknya dengan korek tua.
“Aturanmu, makannya kamu yang kenyang. Aturan kami? Cuma bisa ngatur napas, biar tetap panjang di tengah hidup yang serba mahal.”
ASN menghela napas panjang, lalu menambahkan:
“Mungkin benar, aturan dibuat untuk ditaati. Tapi sayang, aturan di negeri ini selalu dibuat untuk menolong yang sudah kenyang, bukan yang kelaparan.”
Hanya fiksi sembari ngopi, jangan dimasukin hati by Bengpri