Ia menekankan pentingnya kapasitas komunikasi dan integritas sebagai modal utama seorang ketua KONI. Sebab, bukan hanya soal membina atlet, tapi juga menjalin sinergi dengan pihak luar, menjaga kepercayaan publik, serta memastikan setiap program berdampak nyata.
Lebih dari itu, KONI bukan sekadar organisasi olahraga. Ia adalah instrumen perekat sosial, pemupuk disiplin, dan panggung pendidikan karakter. “Yang kita butuhkan bukan hanya pemimpin yang paham administrasi, tapi juga punya roh sportivitas, tanggung jawab moral, dan integritas,” katanya.
Dengan jargon “Kuningan MELESAT” Maju, Empowering, Lestari, Agamis, dan Tangguh kompetisi ini diharapkan menjadi bukan hanya perebutan jabatan, tapi juga momentum transformasi. Sebab, dalam tubuh sehat dan semangat sportivitas, ada masa depan daerah yang sedang dibentuk.
Para calon kini menapaki jalur kompetisi, tapi publik menanti bukan siapa yang naik podium, melainkan siapa yang mampu berlari paling jauh untuk membawa olahraga Kuningan ke tingkat yang lebih bermartabat.
“Selamat bertarung, para pecinta olahraga. Di tangan kalian, cinta pada daerah diuji dalam gelanggang yang sesungguhnya,” ungkap Yusron. (red)