Lebih jauh, ia menyebut keberhasilan koperasi ini bukan hanya soal ekonomi. Tapi juga soal mengubah cara pandang terhadap petani. “Kita ingin petani tak lagi dipandang sebagai kelompok ekonomi marjinal. Mereka adalah aktor penting pembangunan desa,” katanya.
Dalam beberapa dekade terakhir, koperasi desa sering kali hanya jadi slogan program pemberdayaan. Banyak yang mati suri. Dian ingin memutus pola itu. Ia ingin koperasi desa di Kuningan tak hanya hidup, tapi juga profesional, modern, dan mampu menekan angka kemiskinan.
“Koperasi desa yang berjalan baik akan menjadi simpul pembangunan desa yang sesungguhnya. Dari sanalah berbagai sektor bisa dihimpun dan dimajukan bersama,” tuturnya.
Kolaborasi dengan eksportir ini, menurutnya, bisa jadi pintu masuk kebangkitan koperasi secara lebih luas. Dan kalau berhasil di Sagarahiang, bukan tak mungkin desa-desa lain menyusul. (ali)