“Saya ingin mereka bekerja itu terukur. Ada target-target yang harus diselesaikan, dengan parameter yang jelas, dan tentu relevan dengan RPJMD serta visi misi daerah,” katanya.
Tak cukup sampai di sana, Dian melontarkan kebijakan baru yang menjadi perhatian para pejabat adalah evaluasi kinerja akan dilakukan setiap enam bulan. “Kalau tercapai, ya kita apresiasi. Tapi kalau tidak tercapai atau tidak jelas hasilnya, kita akan berpikir lain,” ujarnya tanpa menjelaskan lebih lanjut bentuk konsekuensi yang dimaksud.
Di hadapan seluruh aparatur, Dian juga menyisipkan refleksi dari retreat selama tiga hari dua malam di Bagarurung. Baginya, retreat bukan hanya rehat dari rutinitas birokrasi. Itu adalah titik balik. “Retreat itu seperti kembali ke titik nol. Menyegarkan ulang semangat kolektif dan memperdalam makna kepemimpinan,” tuturnya.
Momentum kinerja dan refleksi ini dilengkapi dengan pemberian penghargaan kepada Drs. Yudi Nugraha, M.Pd., yang dinobatkan sebagai kepala dinas terbaik dalam kategori kinerja Dukcapil se-Jawa Barat. “Ini bukan soal saya pribadi. Ini kerja tim. Prestasi tak mungkin hadir tanpa kolaborasi,” ujar Yudi saat menerima piagam.
Dalam sambutannya, Bupati turut menyinggung agenda-agenda pembangunan strategis yang akan digencarkan hingga akhir tahun. Mulai dari pelaksanaan Kirab Merah Putih, penguatan koperasi desa lewat program Kopdes Merah Putih, peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), hingga akselerasi program pemberdayaan Natadaya. (ali)
