Ia menekankan pentingnya mencegah perpecahan dan menjaga kondusivitas. Apalagi, Pemilihan Ketua KONI kali ini disebut istimewa karena diikuti banyak kandidat. Baginya ini adalah fenomena baru dalam sejarah KONI Kuningan.
“Ini pertama kalinya pemilihan diramaikan banyak calon. Momentum ini harus disikapi dengan kedewasaan,” tambahnya.
Pernyataan ini menarik perhatian publik karena sebelumnya Uba sempat menyatakan ketertarikan pada Edi Nurinda. Posisinya kini bergeser ke seruan netral, menekankan bahwa solidaritas olahraga lebih krusial daripada dukungan personal.
Langkah Uba Subari mencerminkan strategi menjaga stabilitas organisasi. Sebagai ketua cabor yang baru diakui KONI, ia perlu memastikan Bridge tak terseret konflik internal. Seruan rekonsiliasi ini juga menjadi sinyal bagi para kandidat agar fokus pada visi memajukan olahraga lokal, bukan sekadar merebut kursi. (red)