Dalam konteks tersebut, Diana menegaskan pentingnya pengawasan mutu yang konsisten. Menurutnya, kualitas gizi anak sekolah tidak boleh bergantung pada niat baik semata, tetapi pada sistem yang bekerja dan dijaga dengan disiplin.
“Saya berharap SPPG ini terus menjadi sumber pemenuhan gizi bagi anak-anak, terutama anak-anak sekolah. Dengan gizi yang baik, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang cerdas dan menjadi harapan bangsa ke depan,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan SPPG tidak terletak pada fasilitas semata, melainkan pada kepatuhan terhadap prosedur teknis. Diana mengingatkan bahwa dapur yang baik menuntut disiplin, mulai dari pemilihan bahan baku, kebersihan ruang produksi, metode pengolahan, hingga penyajian. “Semuanya sudah ada prosedurnya. Asal kita ikuti dan patuhi, saya yakin hasilnya akan baik dan menghasilkan makanan yang bergizi,” ujarnya.
Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian peninjauan Bhayangkari Jabar. Dapur SPPG Polres Kuningan menjadi lokasi keempat yang ia datangi, setelah sebelumnya meninjau tiga dapur lain serta dapur milik Polda Jabar di Bandung. Pola kunjungan berulang itu menunjukkan komitmen Bhayangkari untuk memastikan standar layanan gizi dipenuhi secara konsisten, bukan sekadar simbolis.
Di akhir kunjungan, Ny. Diana Rudi Setiawan menitipkan pesan sederhana namun bernada penegasan yaitu jaga mutu, patuhi prosedur, dan jadikan dapur sebagai tempat yang benar-benar berfungsi untuk menyehatkan anak-anak.
Dalam gaya khas Bhayangkari yang penuh empati, ia menyampaikan harapan bahwa anak-anak binaan Bhayangkari tidak hanya kenyang, tetapi juga tercukupi gizinya sebuah investasi jangka panjang untuk masa depan daerah. Substansi kunjungan ini jelas yaitu pengelolaan dapur SPPG adalah bagian dari upaya serius Bhayangkari Jabar membangun generasi yang lebih kuat melalui makanan yang sehat dan terstandar. (ali)
