KUNINGAN – Karier politik Nuzul Rachdy boleh dibilang maraton panjang. Lahir di Bandung, 5 Maret 1961, Nuzul merintis jalan dari dunia pers sebelum akhirnya menancapkan pengaruh sebagai salah satu politikus senior di Kabupaten Kuningan.
Ia menghabiskan masa sekolah di Bandung hingga lulus SMA tahun 1981, lalu menyelesaikan kuliah di STIE Yasmi Cirebon dengan gelar Sarjana Manajemen pada 2007. Belakangan, Nuzul memperdalam pengetahuan kepemimpinan lewat jalur kaderisasi partai dan pendidikan strategis, antara lain P3DA XI Lemhannas RI (2020) dan Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah I Lemhannas (2023).
Perjalanan politiknya dimulai setelah 1998, saat ia terpilih sebagai anggota DPRD Kuningan. Sejak itu, kursi legislatif seakan tak pernah lepas dari genggamannya. Ia pernah menjabat Ketua Komisi, Badan Kehormatan, hingga Bapemperda. Dua periode ia memimpin Fraksi PDI Perjuangan, sebelum dipercaya menduduki kursi Ketua DPRD Kuningan sejak 2019 hingga sekarang.
Kiprahnya di PDI Perjuangan juga konsisten menanjak. Dari Ketua PAC Jalaksana pada era reformasi, naik menjadi Wakil Ketua Bidang Organisasi, lalu Bidang Ideologi dan Kaderisasi, hingga menjadi Sekretaris DPC PDI-Perjuangan Kuningan, 2019-2024 Puncaknya, pada 2024 Nuzul menakhodai DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kuningan hingga sekarang.
Tak hanya di politik, ia juga tercatat aktif di berbagai organisasi. Ia kini menjabat Pengurus DPN ADKASI, Ketua PBVSI Kuningan, serta pernah menjadi pengurus Organda dan forum LSM lokal.
Ragam penghargaan pernah mampir ke tangannya, mulai dari Top Leader Legislator Aspiratif versi Radar Cirebon (2023) hingga Pemimpin Inspiratif dari Seven Media Asia (2024). Bahkan, ia sempat menuliskan perjalanan hidupnya dalam sebuah buku autobiografi berjudul Tetirah Sang Pencerah (2020).
Dengan lebih dari dua dekade di parlemen, Nuzul kerap disebut sebagai politisi kawakan PDI Perjuangan di Kuningan. Kini, dengan modal pengalaman panjang dan jaringan kuat, ia bersiap meneguhkan langkahnya memimpin partai banteng di daerah. (ali)
