KUNINGAN – Kabupaten Kuningan makin tersiksa dihajar kemarau panjang. 8 desa di 4 kecamatan kini masuk status darurat kekeringan, dengan 8.527 warga terancam kehilangan akses air bersih. Sumur-sumur mengering, warga panik, dan pemerintah turunkan tim darurat!
Garis Depan Krisis:
- Karangkancana: Simpayjaya, Cihanjaro (lahan retak-retak)
- Cimahi: Cileuya, Cimulya, Kananga, Mekarjaya (sumur warga tinggal lumpur)
- Cibereum: Kawungsari (sumber air tinggal 20%)
- Darma: Tugumulya (warga antre air 4 jam sehari)
“Ini baru permulaan. Daftar desa terdampak bisa meluas!” tegas Indra Bayu Permana (Ibe), Kepala BPBD Kuningan, Senin (18/9). Data resmi menunjukkan 3.195 KK terimbas, tapi angka diprediksi melonjak jika hujan tak kunjung turun.
Siaga El Nino! Bupati Keluarkan Surat Darurat
Bupati Kuningan tak tinggal diam. Surat Edaran No. 360/2075/BPBD/2023 resmi dikeluarkan, memerintahkan seluruh jajaran siaga penuh menghadapi ancaman ganda: kekeringan ekstrem dan kebakaran lahan akibat fenomena El Nino.
Aksi Nyata BPBD-BAZNAS: 40.000 Liter Air Diserbu Warga
BPBD bergerak cepat dengan strategi bertahap:
- Tahap I (Paling Genting): 40.000 liter air bersih didistribusikan ke 6 desa dalam 4 hari.
- Dukungan BAZNAS: Truk tangki dikerahkan ke titik-titik kritis.
- Tahap II: Respons lanjutan berdasarkan laporan lapangan terbaru.
“Kami prioritaskan desa yang sumurnya sudah jadi kubangan tanah. Warga sampai meminum air kali yang keruh!” papar Ibe. Pendistribusian difokuskan di posko air yang dijaga ketat aparat.
Peringatan Keras BPBD:
- LARANGAN MUTLAK pembakaran lahan.
- Patroli Intensif di daerah rawan kebakaran.
- Edukasi Hemat Air: “1 ember untuk mandi, masak, MINUM!”
- Pemetaan Titik Rawan baru setiap 24 jam.
Ancaman Mengerikan di Depan Mata
BMKG memprediksi kemarau bakal bertahan hingga November. “Jika dalam 2 minggu tak hujan, kita akan kehabisan stok air bantu!” imbuh Ibe. Warga di titik krisis mulai menyimpan air hujan dari sisa-sisa mendadak.
Apa Solusi Jangka Panjang?
BPBD mengaku sedang kaji pembuatan embung darurat dan pengeboran sumur dalam. Tapi untuk sekarang, setiap tetes air bantuan adalah nyawa bagi ribuan warga yang gigih bertahan di tengah teriknya musim kering.
Fakta Kritis:
- Rata-rata kebutuhan air per KK: 120 liter/hari
- Bantuan Tahap I hanya mencukupi 13% dari kebutuhan minimal
- Titik distribusi terpencil butuh 3 jam tempuh dari pusat logistik
Pemerintah Kabupaten berjanji tak akan biarkan warga berjuang sendirian. Bantuan darurat tahap II segera dipacu!
