Menurut Ajay, label desa tertinggal tidak mencerminkan realita di Jatimulya. Ia mengklaim, masyarakatnya punya daya saing dan kreativitas tinggi, yang bisa dilihat dari antusiasme warga dalam menyambut HUT desa.
“Banyak potensi muncul dari masyarakat. Yang kami butuhkan hanyalah dukungan nyata dari pemerintah pusat dan daerah, agar pembangunan lebih merata dan berkelanjutan,” ucap Ajay.
Sebagai desa yang berbatasan langsung dengan kabupaten lain, Jatimulya kerap menghadapi tantangan infrastruktur dan akses layanan publik. Namun Ajay optimistis, dengan kolaborasi dan perhatian dari semua pihak, desa bisa bergerak maju tanpa meninggalkan akar budaya dan sejarahnya.
“Pembangunan desa tidak bisa sendiri. Ini tugas kolektif demi kesejahteraan rakyat, bukan hanya urusan kepala desa,” tutupnya. (ali)