Cikalpedia
”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s
Bengpri

Dikepung Bayangan

Cikalpedia.id – Hari itu angin berhembus pelan di pendopo. Sang pemimpin baru saja dilantik. Dalam hatinya, sudah bulat tekadnya: ia tidak lagi milik dirinya sendiri.

Ia telah menyerahkan hidup dan tenaganya untuk masyarakat, entah mereka yang dulu memilihnya atau justru menolak keberadaannya. Ia ingin berdiri sebagai ayah bagi semua, bukan hanya kepala bagi segelintir.

Namun, di balik senyum dan jabat tangan, bayangan mulai mengelilinginya. Mereka adalah orang-orang terdekatnya, yang dahulu berteriak paling keras mendukung, yang memaku diri sebagai “barisan setia”.

Tapi kesetiaan mereka ternyata tak sebesar rasa takut kehilangan lumbung rezeki.

“Pak, jangan terlalu dekat dengan mereka yang dulu berseberangan,” bisik seorang.

“Kalau Bapak merangkul semua, nanti kita dianggap sama saja dengan musuh!” sambung yang lain.

Dan setiap kali sang pemimpin mencoba merangkul, selalu saja ada suara yang menjeratnya: “Hati-hati, Pak. Mereka pura-pura baik, nanti tikam dari belakang.”

Padahal, jauh di dasar hati, sang pemimpin justru ingin meruntuhkan tembok-tembok permusuhan itu. Ia ingin menjadikan jabatan ini bukan sekadar hadiah bagi pendukungnya, tapi pengabdian tulus bagi seluruh warga.

Sayang, orang-orang di sekelilingnya justru gemar membuat musuh-musuh imajiner. Mereka seolah tak pernah rela jika sang pemimpin hidup dalam suasana damai.

Bagi mereka, keberadaan musuh adalah alasan agar mereka tetap disebut pendukung sejati. Jika tidak ada lawan, apa lagi nilai setia mereka?

Baca Juga :  Desa Cikubangsari Dapat Kucuran Dana 3,4 Miliar, Warga Bilang: Ini Berkah di Tengah Krisis

Related posts

Momen Patriotik: Polres Kuningan Bantu Lepas 10.001 Bendera Merah Putih di Gedung Naskah Linggarjati

Alvaro

Guru Penggerak Menuntut Keadilan: Seleksi Kepsek Kuningan Dipertanyakan

Alvaro

Kelelahan Setelah Menolong Teman, Remaja Asal Kramatmulya Tenggelam

Ceng Pandi

Leave a Comment