KUNINGAN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan secara resmi meluncurkan aplikasi “Disdikbud Smart Service (DSS)”. Aplikasi ini menandai babak baru dalam upaya digitalisasi pelayanan publik di sektor pendidikan Kuningan, dirancang untuk menghadirkan kemudahan, efisiensi, dan transparansi dalam setiap proses pelayanan.
DSS, sebuah inovasi layanan terpadu yang digagas langsung oleh Kepala Disdikbud Kuningan, U. Kusmana, S.Sos., M.Si., diyakini menjadi jawaban atas tuntutan reformasi birokrasi dan adaptasi terhadap era digital, khususnya di lingkungan pendidikan daerah.
Acara peluncuran DSS digelar secara hibrid pada Jumat (31/10/2025). Peluncuran luring dipusatkan di SMP Negeri 1 Jalaksana, sementara ribuan peserta lainnya mengikuti secara daring melalui Zoom dan kanal YouTube resmi Disdikbud Kuningan. Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan pemangku kepentingan, mulai dari pejabat internal Disdikbud, para kepala sekolah TK/PAUD, SD, dan SMP, pengawas, korwas, hingga Ketua organisasi profesi seperti PGRI dan IPI.
Dalam sambutan, Kadiskdikbud Kuningan, U. Kusmana menyebut kehadiran Disdikbud Smart Service sebagai langkah nyata komitmen dinas yang ia pimpin dalam memperkuat tata kelola pendidikan berbasis teknologi.
“DSS ini merupakan upaya kami untuk menghadirkan pelayanan publik yang cepat, mudah diakses, dan transparan. Masyarakat kini bisa mendapatkan informasi pendidikan tanpa harus datang langsung ke kantor,” ujar Uu, menekankan perubahan paradigma dari pelayanan konvensional menuju layanan digital.
Uu menjelaskan bahwa aplikasi DSS telah dikembangkan secara bertahap selama enam bulan terakhir oleh Tim IT Disdikbud. Proses pengembangannya dilakukan secara partisipatif, melibatkan uji coba dan sosialisasi di berbagai satuan Pendidikan, mulai dari dari TK/PAUD hingga SMP, untuk memastikan sistem benar-benar siap dan user-friendly bagi operator sekolah dan masyarakat.
Menurutnya, DSS tidak hanya sekadar platform layanan, melainkan simbol dari transformasi digital di lingkungan pendidikan daerah. “Kami ingin seluruh layanan Disdikbud hadir dalam genggaman tangan masyarakat. Lewat DSS, mereka bisa mengakses data sekolah, informasi prestasi, hingga menyampaikan pengaduan dengan cepat dan responsif,” katanya.
Ia menguraikan tiga manfaat utama dari kehadiran DSS yang diharapkan menjadi pendorong reformasi birokrasi, pertama Meningkatkan Mutu Layanan Pendidikan: Menyediakan informasi dan layanan administrasi secara digital dan real-time, kemudian Mempercepat Proses Pelayanan Publik, Memangkas birokrasi dan waktu tunggu dalam pengurusan dokumen dan informasi. Terakhir Mendorong Efisiensi dan Akuntabilitas, Dengan sistem digital yang terintegrasi, seluruh proses layanan terekam, sehingga tata kelola pendidikan menjadi lebih terbuka dan komunikatif.
“Kami ingin menjadikan teknologi sebagai alat untuk memperkuat kinerja, bukan menggantikannya. Dengan DSS, kami berupaya menumbuhkan budaya kerja yang adaptif terhadap perubahan zaman,” kata Uu, menegaskan DSS adalah alat untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik.
Acara peluncuran dilanjutkan dengan demonstrasi langsung penggunaan aplikasi DSS oleh Andri Maulana, M.Kom, salah satu anggota tim pengembang. Peserta diperlihatkan berbagai fitur utama yang dapat diakses melalui laman resmi disdikbudsmartservice.id. Simulasi daring yang melibatkan SMP Negeri 2 Darma menunjukkan kemudahan dalam pengisian dan penelusuran data sekolah melalui sistem tersebut.
Antusiasme peserta terlihat tinggi. Rusmiadi, A.P., S.Sos., M.Si., Sekretaris Disdikbud Kuningan, menyampaikan bahwa inovasi ini akan menjadi jembatan yang efektif untuk memperkuat komunikasi antara Disdikbud dan satuan pendidikan di tingkat bawah.
“Dengan DSS, arus informasi antara dinas, sekolah, dan masyarakat akan menjadi lebih lancar. Ini wujud nyata semangat pelayanan publik yang berorientasi pada kemudahan dan keterbukaan,” ujar Rusmiadi.
Sementara itu, Kepala sekolah yang hadir menyambut baik terobosan ini. Hj. Elin Linawati, M.M.Pd., Kepala SMP Negeri 1 Jalaksana, menilai DSS akan sangat membantu kepala sekolah dan operator dalam mengakses layanan administrasi pendidikan secara lebih efisien. “Sistem ini menjawab kebutuhan kami di lapangan. Banyak proses yang sebelumnya manual kini bisa dilakukan secara daring,” katanya.
Senada, Dedi Rahmadi, S.Pd., Kepala SDN 1 Nangerang sekaligus Ketua K3S Jalaksana, meyakini kehadiran DSS dapat memangkas waktu layanan dan memudahkan koordinasi antar-sekolah di wilayahnya. Apresiasi juga mengalir dari jalur daring, termasuk dari perwakilan TK dan SMP yang menilai DSS sebagai terobosan relevan dengan kebutuhan pendidikan di era digital.
Dengan hadirnya Disdikbud Smart Service, Kabupaten Kuningan kini menegaskan diri sebagai daerah yang serius membangun ekosistem pendidikan berbasis digital. Lebih dari sekedar aplikasi, DSS menjadi simbol perubahan menuju tata kelola pendidikan yang modern, transparan, dan partisipatif, sejalan dengan visi besar untuk mewujudkan pendidikan Kuningan yang berkualitas dan berdaya saing melalui inovasi teknologi. (ali)
