“Alhamdulillah alumni kami banyak yang mengabdi, melanjutkan kuliah di Kuningan, luar Kuningan, bahkan ke luar negeri seperti Yaman,” tuturnya.
Adapun tentang biaya lain yang harus ditanggung santri, Rahmat menerangkan, hanya kebutuhan pokok yang sifatnya pribadi atau individual. Seperti untuk makan sehari-hari, para orang tua santri diberikan pilihan dalam bentuk sumbangan uang atau beras.
“Jadi biaya secara umum kami gratiskan. Tapi untuk makan atau kebutuhan pribadi santri disesuaikan kepada orang tua,” tuturnya.
Selain fasilitas keagamaan, pendidikan formal dan non formal, pihaknya juga menyediakan pengembangan kapasitas santri berupa kuliah dan kursus bahasa Arab dan Inggris. Program kuliah sudah kerjasama dengan Universitas Islam Al-Ihya Kuningan, dan kursus bahasa Arab dan Inggris ke kampung Inggris, Pare, Jawa Timur.
“Setiap tahun kami buka program kursus ke Pare. Kalau ekstrakurikuler yang rutin ada latihan pidato atau latihan dakwah, futsal, bela diri, drumband, pertanian, dan ternak kambing. Insyaallah minat para santri kami optimalkan supaya ahli dalam ilmu agama dan ditunjang ilmu umum,” pungasnya. (Ceng)
