Sorotan tajam juga diarahkan pada alih fungsi lahan di kawasan Gunung Ciremai, terutama di Palutungan, Cisantana, dan Cigugur. Bangunan permanen disebut terus menjamur tanpa kendali di kawasan resapan air dan sumber mata air utama.
“Kita sedang menyaksikan rusaknya sumber kehidupan kita sendiri. Jangan tunggu bencana lebih parah. Pemerintah daerah harus menjadi garda terdepan dalam penyelamatan lingkungan,” ujarnya
Mereka mendesak agar Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) segera dituntaskan dan dijadikan panduan wajib dalam menata wajah Kuningan ke depan.
Di tengah masa transisi kepemimpinan, Fraksi Amanat Restorasi menyatakan harapannya agar momentum ini dimanfaatkan untuk memperbaiki seluruh kelemahan sistem. Menurut mereka, kesalahan lama tak boleh kembali terulang, dan pembenahan menyeluruh harus dimulai dari sekarang.
“Kami akan tetap mendukung setiap kebijakan yang berpihak pada rakyat. Tapi kami juga akan mengawal, mengingatkan, dan menegur jika terjadi penyimpangan,” tegas Dewi
Dengan berbagai catatan strategis tersebut, mereka menutup pandangan umumnya dengan seruan, Kuningan tak butuh janji baru, tetapi butuh tata kelola yang lebih jujur, berani, dan berpihak pada kepentingan rakyat banyak. (red)
