Acara itu diisi dengan Seminar Nasional bertema “Empowered Woman for the Future of the Nation”. Pada kesempatan itu terjadi dialog strategis mengenai peran perempuan dalam membangun masa depan bangsa.
Kegiatan yang digelar di Kampus STAI Kuningan itu dihadiri oleh mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, serta civitas akademika STAI Kuningan. Wakil Bupati Kabupaten Kuningan, Tuti Andriani, sebagai narasumber inti menyampaikan orasi penting mengenai urgensi partisipasi perempuan dalam ruang publik.
Tuti Andriyani menegaskan bahwa pembangunan bangsa tidak akan mencapai kemajuan optimal jika perempuan tidak diberi ruang dan kesempatan yang setara.
“Perempuan bukan hanya pelengkap dalam roda pembangunan, mereka adalah motor perubahan yang mampu memajukan bangsa,” tegas Tuti.
Ketua KOPRI STAI Kuningan, Elsa Fitri Nurfajri turut menambahkan bahwa ketidakadilan gender adalah produk konstruksi sosial yang harus terus dilawan melalui pendidikan, kesadaran kritis, dan keberanian mengambil peran.
“Gerakan kita tidak boleh berhenti pada tuntutan kesetaraan. Perempuan harus mampu menjadi pusat pemberdayaan,” ujarnya.
Sementara itu, Okky Ayu dari unsur PB PMII menyampaikan pentingnya penguatan kapasitas perempuan di era digital. Menurutnya, literasi digital, kepemimpinan berkarakter, serta pendidikan berkelanjutan merupakan fondasi penting bagi perempuan agar mampu menjawab tantangan global.
Peringatan Harlah KOPRI ke-58 tersebut tidak hanya menjadi momentum refleksi historis, tetapi juga penegasan komitmen gerakan perempuan mahasiswa. Menurutnya, semangat yang lahir dari forum itu dapat menjadi energi kolektif untuk mendorong perempuan Indonesia tampil sebagai agen perubahan dalam pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan. (Icu)
Related posts
- Comments
- Facebook comments
